Lebih dari 100 Kelompok Kemanusiaan Kecam ‘Persenjataan Bantuan’ Israel di Gaza

BRIEF.ID — Lebih dari 100 organisasi bantuan internasional mengecam Israel yang dinilai mempersenjatai bantuan kemanusiaan di Gaza. Mereka menuduh otoritas Israel memblokir masuknya pasokan bantuan kemanusiaan bernilai jutaan dolar, sementara kelaparan meluas di wilayah tersebut.

Dalam pernyataan bersama, kelompok-kelompok itu menyebut truk bantuan menumpuk di perbatasan Gaza akibat aturan baru yang membatasi distribusi makanan, obat-obatan, air, dan perlengkapan tempat tinggal sementara. Dokter Lintas Batas (Médecins Sans Frontières/MSF) dan Oxfam termasuk di antara penandatangan.

“Meskipun Israel mengklaim tidak ada pembatasan, sebagian besar LSM internasional tidak dapat mengirimkan satu truk pun bantuan sejak 2 Maret,” tulis pernyataan itu sebagaimana dikutip Al Jazeera, Kamis (14/8/2025).

Otoritas Israel disebut menolak permintaan pengiriman bantuan dengan alasan organisasi “tidak berwenang” berdasarkan aturan pendaftaran dan pemeriksaan keamanan baru. Akibatnya, bantuan terblokir memasuki Gaza dan truk menumpuk di wilayah perbatasan.

Akibat hambatan tersebut, rumah sakit di Gaza kekurangan pasokan dasar. Anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas dilaporkan meninggal akibat kelaparan dan penyakit yang dapat dicegah.

Koordinator darurat MSF di Gaza, Aitor Zabalgogeazkoa, menilai pembatasan itu bagian dari skema distribusi bantuan yang dimiliterisasi oleh kelompok GHF (Gaza Humanitarian Foundation), yang disebut menimbulkan kekerasan di lokasi penyaluran.

“Kelaparan dijadikan senjata. Setidaknya 859 warga Palestina tewas saat mencoba mengakses bantuan sejak Mei,” ujarnya.

Kelompok bantuan mendesak Israel mengakhiri hambatan birokrasi dan menyalurkan bantuan tanpa syarat.

Namun, Menteri Diaspora Israel Amichai Chikli menyatakan pendaftaran organisasi dapat ditolak jika dianggap mengancam karakter demokratis Israel atau mendukung kampanye delegitimasi, seperti gerakan boikot terkait perang di Gaza.

Kecaman ini muncul di tengah operasi militer Israel untuk mengambil alih Kota Gaza, yang diperkirakan akan memaksa lebih dari satu juta warga mengungsi ke selatan. PBB dan sejumlah pemimpin dunia telah memperingatkan dampak kemanusiaan yang semakin parah akibat operasi tersebut.

Lebih dari 100 Anak Meninggal Akibat Kelaparan

Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengungkapkan setidaknya 100 anak meninggal akibat malnutrisi dan kelaparan di Gaza. Angka itu menambah jumlah lebih dari 40.000 anak yang tewas atau terluka sejak serangan Israel dimulai pada Oktober 2023.

Menurut Lazzarini, 17.000 anak di Gaza kini tanpa pendamping atau terpisah dari keluarga, sementara 1 juta anak lainnya mengalami trauma mendalam dan kehilangan akses pendidikan.

“Anak-anak tetaplah anak-anak. Tidak ada yang boleh diam ketika anak-anak meninggal atau kehilangan masa depan mereka,” ujarnya.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan delapan korban tambahan akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir, termasuk tiga anak. Total kematian akibat kelaparan kini mencapai 235 orang, terdiri dari 106 anak.

Israel telah menutup perbatasan Gaza sejak 2 Maret, menghalangi hampir semua bantuan kemanusiaan. Gaza membutuhkan sekitar 600 truk bantuan dan 50 truk bahan bakar setiap hari untuk memenuhi kebutuhan minimum penduduknya, namun pengiriman yang diizinkan jauh di bawah angka tersebut.

Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel dilaporkan menewaskan lebih dari 61.700 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Pengadilan Internasional serta surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. (ano)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Rosan Pastikan Kawal Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah

BRIEF.ID – CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia,...

Danantara – Kementerian Investasi Arab Saudi Bersinergi Bangun Kampung Haji Indonesia

BRIEF.ID - Kementerian Investasi Arab Saudi dan BPI Danantara...

Belajar dari Kasus Pati, Komisi II DPR Minta Pejabat Perbaiki Cara Komunikasi Soal Isu Sensitif

BRIEF.ID - Belajar dari kasus unjuk rasa masyarakat terhadap...

FEB UI Gelar Pelatihan Manajemen Keuangan untuk BUMDes dan BUMKal Peternakan di DIY

BRIEF.ID - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB...