BRIEF.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) harus berkarakter tangguh, adaptif, dan terbiasa lerning by doing (belajar sambil melakukan) di tengah disrupsi teknologi saat ini.
”Semuanya terdisrupsi. Semuanya. Sehingga yang penting adalah street smart bukan book smart dan itu ada di HIPMI. Pengalaman lapangan, pengalaman jalanan, itu ada di Hipmi,” kata Presiden Jokowi saat menghadiri Pelantikan Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), masa bakti 2022-2025 di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (20/2/2023).
Kepala Negara mengungkapkan, sebagai pengusaha muda yang sudah terbiasa menghadapi rintangan, maka akan terbentuk pribadi yang tangguh, adaptif, dan terbiasa learning by doing. karakter seperti itu yang sangat dibutuhkan agar dapat menjadi trendsetter bukan follower.
Ia juga mengingatkan saat ini pemerintah tengah berjuang menerapkan hilirisasi industri. Meski berbagai tantangan menghadang, namun nilai tambah yang besar bagi ekosistem industri harus terus diperjuangkan. Disebutkan, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah gugatan dari World Trade Organization (WTO).
Uni Eropa menggugat Pemerintah Republik Indonesia ke WTO terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel yang diterapkan. Dan, pada Oktober 2022, Pemerintah Indonesia dinyatakan kalah dan saat ini sedang proses banding.
“Yang kita inginkan adalah nilai tambah meskipun kita sekarang ini pada proses banding digugat oleh WTO, tetap akan terus. Jangan sekali-kali, kita belok, kita takut karena nilai tambahnya betul-betul sangat besar sekali,” tegasnya.
Jadi Trendsetter
Presiden Jokowi menekankan pentingnya penggunaan dan belanja produk dalam negeri yang telah diatur oleh pemerintah sejak tahun kemarin. Bahkan, Presiden menjelaskan bahwa Amerika Serikat baru menerapkan kebijakan tersebut pada Januari tahun ini.
“Amerika juga telah, baru saja memberlakukan di bulan Januari 2023 yang lalu untuk penggunaan produk dalam negeri dan kita sudah satu tahun di depan, sudah melakukan sehingga kita ini sekarang menjadi trendsetter bukan menjadi follower,” ucap Presiden.
Sementara itu, terkait investasi, Presiden menyampaikan bahwa 53% investasi di Indonesia saat ini sudah berada di luar Pulau Jawa, dari yang sebelumnya hanya 30 persen. Untuk itu, menurutnya, menjadi pengusaha besar tidak harus di Jakarta karena investasi di luar Pulau Jawa sudah lebih besar.
“Buat kantornya juga harusnya di luar Jawa. Semuanya jangan ngumpul di Jawa karena Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi di Jawa ini sudah terlalu besar, 58% dari total PDB nasional, sehingga pemerataan itu akan terjadi,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi secara khusus mengapresiasi Hipmi yang telah mengakomodasi kepentingan anggota yang berasal dari Sabang sampai Merauke.
“Ya inilah negara kita. Ini negara besar, sekali lagi ini negara besar. Jadi kalau kepengurusan 239 itu masih sangat wajar,” tambahnya.
Setelah melewati pandemi Covid-19 selama kurang lebih tiga tahun, lanjutnya, masyarakat perlu mengambil pelajaran dan hikmah agar dapat membenahi dan memperbaiki kekurangan. Salah satu kunci keberhasilannya, lanjutnya, adalah kolaborasi yang kuat.
“Kuncinya ada di situ kenapa pandemi kita bisa selesaikan dengan baik. Saya ingat TNI-Polri semuanya bergerak, seluruh organisasi pengusaha semuanya bergerak,” terangnya.
Menurut Presiden, keberhasilan menyuntikkan 450 juta dosis vaksin Covid-19 bukanlah angka yang kecil, terlebih dilakukan kepada masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Inilah yang kita butuhkan post pandemi, kolaborasi, dan bekerja sama,” pungkasnya.
Hadir dalam acara itu, diantaranya Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Wakil Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Ketua Umum BPP Hipmi Akbar Himawan Buchari.
No Comments