BRIEF.ID – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Darurat Arab-Islam yang berlangsung di Doha, Qatar, pada Senin (15/9), menegaskan bahwa agresi Israel terhadap Qatar dan tindakan agresif Israel yang terus-menerus — termasuk genosida, pembersihan etnis, kelaparan, pengepungan, serta kebijakan kolonisasi dan ekspansionis — merusak peluang perdamaian di kawasan Timur Tengah.
Dikutip dari Kantor Berita Antara pada Selasa (16/9), pernyataan akhir KTT Doha menekankan perlunya menentang rencana Israel untuk mewujudkan realitas baru di kawasan yang didudukinya. Sebab hal tersebut menimbulkan ancaman langsung terhadap stabilitas dan keamanan regional dan global.
KTT juga kembali menegaskan kecaman atas segala upaya Israel untuk mengusir rakyat Palestina dari wilayah yang diduduki sejak 1967 dengan alasan apa pun. Tindakan tersebut merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, pelanggaran nyata hukum internasional dan hukum kemanusiaan, serta kebijakan pembersihan etnis yang sepenuhnya ditolak.
KTT menekankan urgensi memulai rekonstruksi Gaza. Dengan menyerukan kepada para donor internasional untuk memberikan dukungan yang diperlukan serta berpartisipasi aktif dalam konferensi rekonstruksi Gaza yang direncanakan berlangsung di Kairo setelah tercapainya gencatan senjata.
Pernyataan KTT turut mengecam kebijakan Israel yang telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana pengepungan, kelaparan, serta pelarangan masuknya makanan dan obat-obatan dijadikan senjata perang terhadap rakyat Palestina.
Tindakan itu disebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa. Disebutkan pula bahwa praktik tersebut merupakan kejahatan perang secara penuh, yang menuntut aksi mendesak dari komunitas internasional untuk menghentikannya. Juga memastikan bantuan kemanusiaan dapat segera masuk secara aman dan tanpa hambatan ke seluruh wilayah Palestina yang diduduki.
Solidaritas Indonesia
Terpisah, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono menegaskan solidaritas Indonesia terhadap rakyat dan Pemerintah Qatar pada KTT tersebut.
“Kami mengapresiasi ketangguhan Qatar dan turut berduka cita bagi mereka yang gugur serta mendoakan para korban yang terluka. Kami berdiri bersama Qatar di masa sulit ini,” kata Menlu, yang hadir mewakili Presiden RI Prabowo Subianto, sebagaimana tercantum dalam rilis Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Selasa.
Sugiono mengatakan agresi Israel terhadap Qatar pekan lalu bukan hanya pelanggaran terhadap kedaulatan Qatar, namun juga pelanggaran nyata terhadap hukum internasional, Piagam PBB dan prinsip-prinsip Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
“Ini sekaligus merupakan ancaman serius bagi perdamaian regional dan global,” katanya.
Menurut Sugiono, apa yang terlihat di Doha bukanlah insiden yang terisolasi, melainkan konsekuensi tragis dari impunitas selama puluhan tahun. “Dan mari kita perjelas: masalah Palestina bukan semata-mata tentang Palestina. Ini tentang kelangsungan hidup bangsa kita, martabat rakyat kita, dan kesucian hukum internasional,” katanya.
KTT Darurat Arab–Islam di Doha membahas rancangan resolusi menanggapi serangan Israel ke sejumlah negara di Timur Tengah dalam beberapa waktu terakhir, terutama serangan Israel ke Doha pada 9 September 2025.
KTT Darurat Arab-Islam di Doha dipimpin Amir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani dan dihadiri 22 Kepala Negara dan Pemerintahan anggota OKI dan Liga Arab, termasuk presiden Turki, presiden Palestina, presiden Iran, perdana menteri Arab Saudi, perdana menteri Pakistan dan perdana menteri Malaysia. (lsw)