Komisi VI DPR: Pembentukan Holding UMi-UMKM Terobosan Bagus Bagi Pelaku Usaha

December 6, 2020


Jakarta, 06 Desember 2020 – Rencana pemerintah membentuk perusahaan induk (holding) pembiayaan dan pemberdayaan Ultra Mikro serta UMKM dinilai sebagai terobosan bagus. Rencana ini diyakini tak hanya berdampak baik terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terlibat, tapi juga para pelaku usaha Ultra Mikro (UMi) dan UMKM di berbagai penjuru Indonesia.
Pandangan positif atas rencana pembentukan holding pembiayaan dan pemberdayaan UMi-UMKM salah satunya datang dari Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade. Menurut Andre, pembentukan induk usaha bisa membuat bunga pinjaman atau kredit bagi UMi dan UMKM semakin terjangkau ke depannya.
“Saya rasa langkah terobosan Kementerian BUMN dengan melibatkan BRI, PNM, dan Pegadaian adalah bagus. Selama ini kita ketahui bunga bantuan dari PNM kan 10 persen-20 persen. Harapannya dengan nanti PNM bergabung ke BRI tentu bunga bantuan PNM kepada masyarakat mikro jauh berkurang nanti bisa mencapai 6 persen sehingga masyarakat akan mendapatkan pinjaman murah,” ujar Andre melalui pesan tertulis.
Persoalan tingginya biaya pembiayaan untuk UMi dan UMKM telah disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (30/11). Erick menyebut mahalnya bunga pembiayaan UMi dan UMKM selama ini terjadi karena sumber dana PNM yang mahal. “Bukan salah PNM, tapi akses dananya mahal. Oleh karena itu kita mau sinergikan dengan platform yang ada di BRI,” ujarnya.
Karena itu, pemerintah berencana membentuk holding pembiayaan dan pemberdayaan UMi serta UMKM. Pembuatan induk usaha ini rencananya melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Menurut Andre, pembentukan holding untuk membantu UMi dan UMKM adalah hal yang tepat karena dengan aksi tersebut maka kinerja PNM dan Pegadaian bisa terbantu memanfaatkan luasnya jaringan kantor dan teknologi BRI.
“Kita semua tahu bahwa BRI ada cabangnya di seluruh pasar di indonesia. Tentu nanti PNM betul-betul bisa bantu UMKM dengan ini, dan mengurangi tengkulak. Kemudian Pegadaian itu hanya punya 70 kantor di seluruh Indonesia. Harapannya, dengan bergabung bersama BRI dan PNM, nanti di seluruh kantor BRI di pelosok desa akan ada pegawai Pegadaian,” ujarnya.
Andre berkata, PNM dan Pegadaian akan mendapat keuntungan apabila bergabung dengan holding, karena nantinya mereka dapat lebih luas memberi pembiayaan bagi pelaku usaha UMi dan UMKM yang membutuhkan.
“Sekarang banyak pedagang sayur itu butuh uang sore untuk belanja, pagi berjualan dan dapat untung. Selama ini (hutang mereka) kalau dengan rentenir bisa bayar bunga sampai 20 persen per malam. Harapannya, dengan adanya Pegadaian dan PNM nanti di kantor-kantor BRI, para pedagang bisa misalnya menggadai cincin atau gelang di siang hari, kemudian besoknya ditebus dengan bunga mungkin nol persen karena pinjaman di bawah sejuta,” tuturnya.
“Ini bisa membantu pedagang-pedagang kecil di seluruh pelosok desa di Indonesia, dan kita bisa cegah bahaya rentenir. Ini saya rasa langkah yang patut kita dukung supaya ekonomi indonesia bisa pulih dan bangkit, UMKM bisa bangkit juga dan tumbuh dan terlindungi dari praktik bahaya rentenir,” tutupnya.
Rencana pembentukan holding pembiayaan UMi dan UMKM sebelumnya juga didukung Ekonom Senior INDEF Enny Sri Hartati. Menurut Enny, keberadaan induk usaha membuat pembagian tugas masing-masing BUMN akan semakin jelas untuk pemberdayaan UMi dan UMKM.
“Jadi ada job desk masing-masing dan terkoordinasi, karena selama ini belum ada koordinasi itu. Mengurus UMKM itu butuh satu keahlian khusus. Kalau semua bank masuk ke segmen ini belum tentu efisien juga. Biarlah BRI dan dua lembaga tadi, dengan catatan jangan ciptakan monopoli,” ujar Enny.
Enny juga berkata, pembentukan induk usaha yang melibatkan BRI, PNM, dan Pegadaian bisa menciptakan efisiensi bagi ketiga BUMN ini. “Misal, kelebihan BRI dalam hal jaringan infrastruktur dan idle capacity di satelit bisa dimanfaatkan bareng. Tapi kehandalan masing-masing perusahaan, kan punya strategi bisnis masing masing dan penetrasi pasar beda-beda, ini untuk diversifikasi,” ujarnya.

No Comments

    Leave a Reply