BRIEF.ID – Kisah pilu dari Sumatera Utara, seorang pendeta di Desa Hutanabolon, Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah (Tapteng), bernama Lea Filanie (59) menjadi salah satu korban banjir bandang. Jasadnya belum ditemukan sampai saat ini.
Lea telah hilang selama 18 hari terakhir. Dilansir dari Detiksumut.com, Minggu (14/12/2025), anak Lea, Betty Trifena Ritonga, mengatakan peristiwa hilangnya ibu tersapu banjir bandang terjadi pada Selasa (25/11/2025). Awalnya Lea dan suaminya yang juga seorang pendeta, Irawnner Muda Ritonga, tengah menyantap sarapan di rumah.
Ayah dan ibu Betty tinggal di pastori, tepat di samping Gereja GPdI Hutanabolon. Saat itu, ayahnya mendengar suara kayu menabrak pintu gereja.
“Di rumah, di GPdI Hutanabolon, saat itu bapak dan mamak sama-sama di rumah habis sarapan, didengar bapak ada kayu menabrak gereja,” ucapnya.
Betty mengatakan ayahnya langsung lompat keluar rumah dan memanggil ibunya yang sedang berada di kamar melakukan video call dengan menantu. Namun arus banjir bandang terlalu kencang dan langsung menyapu bersih gereja dan pastori yang dihuni ibunya.
Tim SAR disebut sempat datang ke Hutanabolon mencari korban banjir bandang-longsor pada Sabtu (29/11/2025) dan Minggu (30/11/2025). Namun hingga sekarang mereka tidak melakukan pencarian lagi.
Betty mengaku setiap hari mencari keberadaan ibunya dengan cara menyusuri sungai. Namun, hingga hari ke-18 belum menemukan hasil.
“Kami tiap hari ke sana mencari mamak, menyusuri sungai, mengandalkan mata dan hidung manatau ada bau-bau bangkai gitu,” kata Betty.
Betty bersama keluarganya, berharap pencarian dengan alat berat dapat dilakukan sehingga mereka dapat melihat jasad ibunya untuk terakhir kali.
“Harapannya dibantu juga pencarian dengan alat berat karena memang cari manual susah. Kami pun sudah berusaha ikhlas, tapi kan setidaknya bisa kami lihat terakhir kali,” tuturnya. (nov)


