Kesaktian Barang Langka Senilai US$ 1,5 Triliun Merombak Peta Kekuasaan Dunia

BRIEF.ID – Dalam beberapa hari mendatang, dua tokoh dunia paling berpengaruh  akan duduk berhadapan dan saling berdiskusi di meja perundingan. Mereka adalah Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Kota Gyeongju, Korea Selatan akan menjadi saksi bisu pertemuan dua pemimpin itu.  Disebut-sebut pertemuan itu akan menentukan nasib ekonomi dunia; apakah  tetap utuh atau terpecah belah menjadi faksi-faksi yang saling bersaing, saling sikut, dan ribut melulu.

Rencananya, pada  31 Oktober 2025, Presiden  Trump akan bertemu Presiden Xi pada  sesi puncak (leader-level meeting) KTT APEC 2025 bertema “Building a Sustainable Tomorrow: Connect, Innovate, Prosper,” yang akan berlangsung pada 31 Oktober – 1 November 2025.

KTT APEC 2025 menjadi platform penting bagi kawasan Asia-Pasifik untuk membahas kerja sama ekonomi, inovasi, digitalisasi, transisi energi, dan rantai pasok global.

Sebagai tuan rumah, Korea  Selatan menjadikan ajang ini sebagai kesempatan  untuk menunjukkan peran strategisnya di ekonomi regional dan global. Di sisi lain, negara seperti Indonesia hadirnya forum ini membuka peluang diplomasi ekonomi, investasi, kerja sama teknologi, dan  suara dalam kerangka ekonomi regional.

Larang Ekspor

Hal menarik yang dinanti-nantikan banyak kalangan di berbagai negara adalah sikap Tiongkok yang terlebih dulu  menetapkan pembatasan ekspor yang signifikan terhadap beberapa bahan langka (rare earth) dan teknologi terkait. Nilainya tidak tanggung-tanggung, mencapai US$ 1,5 triliun.

Kementerian Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok (MOFCOM) dan bea cukai mengumumkan bahwa mulai 8 November 2025 ekspor sejumlah barang terkait bahan langka seperti material super keras, peralatan dan bahan baku terkait rare earth. Lima elemen rare earth tertentu  adalah holmium, erbium, thulium, europium, ytterbium) serta bahan terkait baterai di antaranya  grafit sintetis anoda, bahan baterai yang akan tidak diizinkan tanpa persetujuan khusus.

Hanya butuh  tanda tangan Presiden Xi,  langsung lumpuh semua kendaraan listrik, rudal,  iPhone hingga Samsung Galaxy.

Lalu apa balasan Presiden Trump?  Menaikkan tarif hingga 100% untuk semua barang asal Tiongkok, yang nilainya lebih dari US$ 500 miliar lebih.   Sikap kedua pemimpin ini menggambarkan  kegilaan ekonomi ala nuklir, tetapi countdown-nya  48 jam.  

Disaat  pasar mengalami kehebohan urusan tarif, cerita asli malah tertutup debu akibat  kontrol ketat Tiongkok pada ekspor rare earth.

Tiongkok memegang magnet  Tesla, chip  jet F-35, sampe turbin angin untuk menciptakan energi  listrik hijau. Ekspor pada September 2025  anjlok 6%. Per 1 Desember 2025, pembatasan digulirkan.

Saat ini, AS-Tiongkok sedang gencatan senjata terkait Perang Dagang.  Pemberlakuan tarif 100% ditunda hingga 90 hari. Beijing memberikan  konsesi rare earth. Akibatnya, pasar langsung melonjak. Siapa pun  bisa beli crypto.

Di sisi lain, biaya tarif untuk produk ekspor Tiongkok senilai US$ 500 miliar langsung nge-hits. Rantai pasok ambruk seperti susunan kartu domino. Produk domestik bruto (PDB)  global turun sekitar 2-3%.  

Diyakini, pasca   pertemuan Presiden Trump dan Presiden Xi di Korea Selatan akan terjadi perubahan ini drastis seiring dipetaruhkannya  perdagangan bilateral senilai US$ 1,5 triliun. Mari kita saksikan bersama…(nov)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Kejagung Pastikan Tak Tunda Lelang Aset Kasus Timah

BRIEF.ID - Kejaksaan Agung (Kejagung) memastikan proses eksekusi dan...

Kampung Berseri Astra Kemiren Sukses Tembus Panggung Global 

BRIEF.ID - Kampung Berseri Astra Kemiren di Desa Wisata...

Perkara Dugaan Korupsi Ekspor POME, Kejagung Geledah Kantor Bea Cukai

BRIEF.ID - Tim Penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan penggeledahan...

Netflix, Amazon, dan Apple Tertarik Beli Warner Bros Discovery

BRIEF.ID – Tiga perusahaan teknologi terkemuka yaitu Netflix, Amazon,...