BRIEF.ID – Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meninjau langsung lahan untuk hunian tetap untuk masyarakat di Aceh Tamiang yang menjadi korban bencana alam.
Sigit mengatakan bahwa Badan Pertanahan Nasional (BPN) telah menghibahkan lahan seluas 6,5 hektare untuk masyarakat Aceh Tamiang yang rumah tinggalnya telah rusak akibat bencana alam beberapa waktu lalu.
Sigit menjelaskan bahwa lahan seluas 6,5 hektare tersebut bakal digunakan untuk membangun 200 rumah tinggal bagi warga yang kehilangan tempat tinggalnya di Aceh Tamiang.
“Kita tadi tanya berapa kebutuhan terkait hunian, huntap (hunian tetap) yang diminta ada 200 masyarakat, kemungkinan kita akan bangun sekitar 200 huntap supaya bisa segera ditempati masyarakat,” tutur Sigit dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (31/12).
Sigit pun berharap lahan seluas 6,5 haktare tersebut tidak hanya bisa dibangun rumah saja, tetapi juga berbagai fasilitas umum untuk masyarakat Aceh Tamiang.
“Tadi kita pastikan ke BPN beliau akan beri 6,5 hektare. Mudah-mudahan bisa ada huntap, bisa ada fasumnya,” katanya
Sigit menegaskan bahwa Polri bakal terus berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik bagi korban bencana alam di Sumatera.
Salah satu pelayanan yang akan diberikan Polri yaitu melakukan pembangunan hunian jika proses penghibahan telah rampung.
“Pembangunannya secepatnya, setelah hibah, begitu hibah kita sudah diserahkan kita langsung mulai. Lebih cepat lebih baik,” ujarnya.
Berdasarkan data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah warga yang bertahan di pengungsian akibat banjir dan longsor telah menunjukkan tren penurunan.
Hingga Selasa (30/12), tercatat sebanyak 395.795 jiwa masih mengungsi. Angka ini turun drastis jika dibandingkan dengan periode puncak bencana yang sempat menyentuh angka 1 juta jiwa.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari, mengemukakan bahwa penurunan ini dipicu oleh mulai pulihnya akses transportasi di Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat.
“Jalur utama seperti Banda Aceh-Medan dan penghubung antar-kabupaten lainnya sudah kembali terbuka,” katanya.
Meskipun jalur utama mulai lancar, BNPB tetap memprioritaskan pemenuhan logistik bagi 400.000 pengungsi yang belum bisa kembali ke rumah.
Perbaikan infrastruktur, seperti jembatan di rute Bener Meriah-Bireuen, terus dikebut guna memperlancar arus distribusi pangan dari gudang darurat. (AYB)


