BRIEF.id – Turnamen Kapan Padel Open 2025 akan berlangsung di Padel Pro Court, Kemang, Jakarta, pada hari Sabtu, 5 Juli 2025. Ajang ini diperuntukkan bagi pemain padel kategori bronze, melibatkan 140 peserta yang terbagi dalam 15 grup putra dan 2 grup putri.
Hakri Pradipa, pendiri KapanPadel sebagai komunitas tuan rumah, menambahkan, “Kapan Padel Open 2025 merupakan salah satu dari serangkaian turnamen padel yang telah diselenggarakan oleh KapanPadel. Kami berupaya untuk terus mengadakan kompetisi yang dapat mendukung perkembangan olahraga padel rekreasional di Indonesia. Tujuan kami adalah menumbuhkan minat dan kebersamaan di antara para penggemar padel.”
Kapan Padel Open 2025, tambah Hakri, akan menghadirkan pertandingan dengan berbagai teknik pukulan, ketekunan dalam setiap poin, dan momen-momen servis yang akurat. “Lebih dari sekadar kompetisi, turnamen ini menekankan nilai sportivitas di antara seluruh partisipan.”
Di tempat yang berbeda, Prima, selaku penyelenggara, menyampaikan bahwa dirinya berharap Kapan Padel Open 2025 dapat menjadi wadah bagi para pemain padel pemula untuk merasakan pengalaman bertanding, mengasah kemampuan, serta memperluas jejaring dalam komunitas padel. “Di turnamen ini setiap pemain akan bermain lebih banyak, karena akan ada babak play-off dan consolation bagi yang tidak lolos grup. Sehingga bermain lebih puas!” tandas Prima.
Kompetisi ini terselenggara berkat kolaborasi dari PadelRank, OZ Media, Asha Dental Care, dan BRIEFER Digital Public Relations, serta dukungan dari RS Pondok Indah, The Rubi Anagataa, NK Health, Unusual, Balihai, Susu Mbok Darmi, Mizone, Aqua, RedBull, Kahf, Padel Pro, Asics, Stuja, Rumu, SSNAPP, RULO, dan FELLOW.
Penerapan Pajak Olahraga
Mengenai rumor penerapan pajak untuk olahraga Padel 10%, Prima, yang juga seorang Padel Enthusiast, bahwa dirinya tidak setuju pengenaan pajak 10% untuk olahraga. Seharusnya, menurut Prima, pembangunan sarana olahraga yang murah dan dapat diakses secara publik adalah tanggung jawab pemerintah juga.
“Pengenaan pajak justru menambah biaya kepada kita-kita ini yang malas berolahraga ini. Contoh saya yang udah hampir 20 tahun tidak olahraga, sejak tahun lalu rajin dan aktif padel membuat saya semakin sehat, berat badan turun 28kg dalam 4 bulan. Mungkin kalo olahraga semakin mahal, akan mengurangi intensitas saya dalam bermain padel. Lalu, bukankah kalo rakyatnya sehat akan mengurangi beban negara di BPJS Kesehatan?” tukas Prima.