BRIEF.ID – Saham-saham Wall Street ditutup bervariasi pada Selasa (22/7/2025) dengan indeks S&P 500 sebesar 0.1% menguat dan mencetak rekor tertinggi, didorong kenaikan saham Tesla yang mengimbangi penurunan saham General Motors, di tengah perkembangan positif negosiasi dagang AS.
S&P 500 naik 0,06% ke level 6.309,62. Nasdaq turun 0,39% ke level 20.892,69, dan Dow Jones Industrial Average naik 0,40% ke level 44.502,44. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik +0,4% atau 179 poin), bertengger di level 44.502, 44 .
Nasdaq Composite justru turun −0,4% ke level 20.892,68, tertekan oleh saham teknologi dan chip. Demikian juga Russell 2000, yang mencatat kenaikan +0,8%, mengindikasikan saham kecil mengalami performa baik di tengah ketidakpastian.
Di kawasan Asia-Pasifik pasar diperdagangkan bervariasi dengan saham-saham Jepang tetap menguat meskipun adanya ketidakpastian politik setelah koalisi yang berkuasa di negara tersebut kehilangan mayoritas di majelis tinggi dalam pemilu yang digelarakhir pekan lalu.
Bursa Eropa ditutup melemah akibat laporan keuangankorporat yang mengecewakan serta prospek suram terkait kesepakatan dagang antara Uni Eropa dan Amerika Serikat, yang menambah tekanan terhadap sentimen pasar.
Harga minyak dunia melemah untuk hari ketiga berturut-turut seiring memudar harapan tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa, yang memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Minyak Brent turun 1,2% ke US$ 68,39 per barel, minyak WTI kontrak Agustus melemah 1,6% ke US$ 66,15 per barel. Kontrak WTI September yang lebih aktif turun 1,3% ke $65,08 per barel.
Harga emas melesat ke level tertinggi dalam lima pekan dipicu kekhawatiran atas ketidakpastian perdagangan global dan penurunan imbal hasil obligasi AS. Emas spot naik 1,01% ke US$ 3.431,48 per ons, kontrak berjangka emas AS menguat 1,1% ke US$ 3.443,7 per ons. Investor juga mencermati tenggat tarif baru dari Presiden AS Donald Trump yang dijadwalkan pada 1 Agustus 2025.
Harga minyak sawit mentah (CPO) menguat tipis 0,14% ke MYR4.232 per ton setelahsebelumnya turun 2,1%. Kenaikan ini terjadi di tengah ketidakpastian pasar akibat belumjelasnya kesepakatan dagang antara negara-negara besar Asia dan AS.
Nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis sebesar 3 poin atau 0,02% ke level Rp 16.315 per dolar AS pada Selasa (22/7/2025) petang, dibandingkan penutupan sebelumnya. Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (Jisdor) mencatat rupiah berada di posisi Rp 16.307 per dolar AS. (nov)