Jumat Agung, Pendeta Sarah: Keselamatan Manusia Datang Melalui  Pengorbanan Yesus

BRIEF.ID – Keselamatan manusia datang melalui penderitaan salib dan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Oleh sebab itu, mengikuti Perjamuan Kudus; makan roti dan minum anggur menjadi peringatan bagi manusia sebagai orang berdosa yang diselamatkan.

Kabar keselamatan itu disampaikan Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Jemaat “Siloam” Jakarta Barat, Pendeta Sarah Tahitu Hengkesa saat memimpin Ibadah Perjamuan Kudus Jumat Agung bertema  “Siap dan Sedia Menanggung Derita” di GPIB Jemaat “Siloam” Jakarta Barat, Jumat (18/4/2025).

Pada Ibadah Jumat Agung, jemaat diajak untuk mengingat penderitaan Yesus Kristus di kayu salib dengan memakan roti sebagai lambang tubuh Yesus dan meminum anggur sebagai lambang darah Yesus. Lebih dari 200 warga jemaat dan simpatisan yang secara silih berganti mengikuti prosesi makan roti dan minum anggur.

Prosesi Perjamuan Kudus Jumat Agung

“Yesus mengingat kita orang berdosa. Bahwa  Dia mau menyelamatkan kita. Dia melihat kesesakan kehidupan kita. Kita ada di pikiran dan di hati Yesus.  Yesus sebagai Hamba yang menderita menunjukkan bahwa kemuliaan sejati ada dalam kerendahan hati dan kasih yang rela berkorban,” kata Pendeta Sarah.

Dalam khotbahnya yang terambil dari Injil Markus 15:20b-32, Pendeta Sarah mengungkapkan bahwa tidak ada karakter yang luar biasa seperti Yesus, karena apa yang dilakukan Yesus merupakan teladan diri-Nya.

“Rendah hati serendah-rendahnya, sampai dunia tidak lagi dapat merendahkan Dia. Karena  habis sudah cara merendahkan Yesus. Dan, Dia tetap setia menunjukkan sikap yang rela berkorban,” kata dia.

Ia mengatakan, peristiwa penyaliban Yesus berhasil  mengubah paradigma dunia, dari simbol kehinaan menjadi tanda kemenangan kasih Allah.

“Begitu cara hidup orang-orang Kristen yang berpaut erat pada Yesus. Capek kita kalau cari diri kita sendiri. Putus asa dan lemah  kita kalua mencari-cari nama kita sendiri, siapa diri kita sendiri? Aku sedia dan siap untuk tetap rendah hati, sekali pun banyak hal yang menggelitik,” kata Pendeta Sarah.

Keselamatan itu datang melalui salib dan pengorbanan Yesus. Umat Kristen, kata Pendeta Sarah, harus memiliki kesetiaan dalam penderitaan dan siap menanggung salib setia saat, seperti yang diajarkan Yesus.

“Kita belajar mengasihi meski berada dalam penghinaan dan ketidakadilan. Ingat, jangan kita hanya percaya jika melihat, tetapi yakin dalam iman. Meneladani Yesus yang rendah hati,  meski direndahkan. Menjadi terang bagi sesama dan membantu orang lain dalam kesulitan sebagai wujud Kristus,” kata Pendeta Sarah.

Jumat Agung dalam konteks  Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) adalah peringatan atas penyaliban dan wafatnya Yesus Kristus dan  merupakan bagian penting dalam rangkaian Trihari  Paskah, yang berpuncak pada Hari Paskah. (nov)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Pertemuan Lanjutan Prabowo dan Megawati Dipastikan Terjadi

BRIEF.ID - Pertemuan lanjutan antara Presiden Prabowo Subianto dan...

Negosiasi Intensif Indonesia-AS Soal Kebijakan Tarif Resiprokal

BRIEF.ID - ​Negosiasi tarif resiprokal antara Pemerintah Indonesia dan...

Nasib TikTok di AS Makin Tidak Pasti

​BRIEF.ID - Kesepakatan antara TikTok dan Pemerintah Amerika Serikat...

Mentan Ungkap Ada Pengamat Terlibat Proyek Fiktif Senilai Rp 5 Miliar di Kementan

BRIEF.ID - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan...