Investor Belum Yakin Hasil Reshuffle Kabinet, Sentimen Negatif IHSG Diprediksi Berlanjut

BRIEF.ID – Reli pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih tertekan seiring berlanjutnya sentimen negatif hasil reshuffle kabinet, yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto, pada 8 September 2025. IHSG ditutup melemah 138,24 poin atau 1,78% di level 7.628.61, pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (9/9/2025).

Mengutip hasil analisa Phintraco Sekuritas yang dirilis Rabu (10/9/2025), IHSG pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia diperkirakan akan bergerak di level resistance  7.760, pivot  7.650, dan support  7.500.

Kekhawatiran investor akan meningkatnya ketidakpastian ekonomi seiring dengan adanya reshuffle kabinet, terutama terkait menteri yang berdampak langsung pada ekonomi nasional, masih menjadi sentimen negatif di bursa saham dan rupiah.

Saham sektor teknologi mencatatkan pelemahan terbesar. Di sisi lain, saham sektor transportasi membukukan penguatan terbesar. Sementara itu, penjualan mobil di dalam negeri pada  bulan Agustus 2025 turun 19% secara year-on-year (YoY), setelah pada bulan sebelumnya turun 18% YoY.

Hal ini menandai penurunan selama empat bulan berturut-turut di tengah melemahnya daya beli masyarakat. Meskipun demikian, dibandingkan bulan Juli 2025, penjualan mobil di Agustus 2025 naik 1,5% month-to-month (MoM).

Investor akan mencermati indeks keyakinan konsumen Agustus 2025, yang diliris  pada Rabu (10/9/2025), yang diperkirakan naik pada level 119,3 dari bulan sebelumnya di level 118,1.

Secara teknikal, terjadi pelebaran negative slope MACD dan Stochastic RSI mengalami Death Cross. IHSG menjauhi level MA20 di sekitar 7.845 dan ditutup di bawah level support 7.630. Diperkirakan  dalam jangka pendek  IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dan menguji level support di 7.500-7.550.

Dari pasar global, pada Rabu (10/9/2025) dijadwalkan akan dirilis data inflasi Tiongkok bulan Agustus 2025, yang diperkirakan terjadi deflasi sebesar 0,2% YoY dari bulan sebelumnya yang stagnan. Dari Amerika Serikat (AS), investor akan mencermati inflasi di tingkat produsen bulan Agustus 2025 yang diperkirakan melambat menjadi 0,3% MoM dari 0,9% MoM pada Juli 2025. Indeks PPI bulan Juli 2025 lalu membukukan kenaikan tertinggi sejak Juni 2022. Untuk indeks PPI tahunan diperkirakan tetap pada level 3,3% YoY. 

Phintraco Sekuritas merekomendasikan kepada investor untuk mencermati saham  TOBA, ENRG, JPFA, ASSA, dan WIFI. (Nov)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Rupiah Menguat Ditopang Intervensi BI, Aksi Jual SUN Masih Berlanjut

BRIEF.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah menguat terhadap dolar...

Didik Madiyono Ditunjuk Jadi Plt Ketua Dewan Komisioner LPS, Bertugas Sampai 24 September

BRIEF.ID - Didik Madiyono ditunjuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt)...

Harga Emas Antam Terpangkas Rp12.000, Investor Cairkan Cuan

BRIEF.ID - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk...

Review Bursa dan Harga Komoditas Global

BRIEF.IF - Indeks di Wall Street ditutup menguat di ...