BRIEF.ID – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, mengapresiasi invetor Bali Urban Rail yang berkomitmen tak membebani keuangan negara.
Menurut Suharso, komitmen tersebut sangat diharapkan oleh pemerintah, sebab proyek yang dibangun tidak akan menimbulkan utang yang akan membebani keuagan negara maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
“Investor kok berani? Saya tahu mereka pasti punya hitungan untuk itu, karena investor bisa mendapatkan penghasilan untuk mengembalikan semua biaya investasi. Bentuk seperti ini yang kami harapkan bisa dilakukan di tempat lain di tanah air,” kata Suharso, seperti dikutip di Jakarta, Rabu (24/7/2024).
Pernyataan senada juga disampaikan Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya. Menurutnya, investor tentu tertarik membangun proyek Bali Urban Rail, karena berada di destinasi wisata dunia.
“Kami bisa mengerti investor pasti berminat karena pasarnya jelas untuk wisatawan di Bali, beda dengan daerah lain,” ujar Mahendra.
Meski demikian, dia berharap investor yang akan mengelola proyek kereta bawah tanah di Bali itu, tetap memperhatikan kepentingan masyarakat lokal.
“Untuk tarf, saya berharap masyarakat lokal Bali nanti tiketnya tidak mahal, harus disubsidi perusahaan,” ungkap Mahendra.
Dia juga berpesan agar proyek Bali Urban Rail dapat menyerap sebanyak-banyaknya tenaga kerja lokal, dan meningkatkan perekonomian masyarakat di Pulau Dewata.
Seperti diketahui, Pempro Bali melalui PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) telah menunjuk PT Bumi Indah Prima (BIP) sebagai investor utama dalam pembangunan Bali Urban Rail.
Nilai investasi untuk pembangunan proyek kereta bawah tanah itu, juga diperkirakan mencapai US$20 miliar atau sekitar Rp325 triliun.
Direktur Utama SBDJ, Ari Askhara, mengatakan PT Bumi Indah Prima (BIP) terpilih menjadi investor utama untuk membangun Bali Urban Rail setelah melalui proses penilaian yang dinilai oleh konsultan.
Nantinya, BIP akan mengkoordinasikan investor-investor lain untuk bergabung dalam pembangunan proyek Bali Urban Rail yang akan dilakukan dalam 4 fase.
Adapun fase pertama dengan rute Bandara Ngurah Rai-Central Parkir-Seminyak-Canggu. Selanjutnya fase kedua mencakup rute Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua, kemudian fase ketiga rute Sanur, dan fase keempat di kawasan Ubud.
“Untuk fase pertama dan kedua ditargetkan rampung tahun 2031 dengan nilai investasi 10,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp175 triliun. Total investasi untuk pembangunan seluruh fase diperkirakan mencapai US$20 miliar, dan tidak menggunakan uang negara,” tutur Ari.
No Comments