BRIEF.ID – Indeks di Wall Street, New York, Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada level tertinggi baru dalam perdagangan Kamis (3/10/2025).
Investor cenderung mengabaikan government shutdown yang sudah memasuki hari kedua. Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan bahwa dampak shutdown akan lebih besar dari yang sebelumnya.
Laporan Phintraco Sekuritas menyebutkan bahwa penutupan ini berpotensi mengganggu berbagai layanan dan data nonfarm payrolls yang akan dirilis, pada Jumat (3/10/2025) diperkirakan akan tertunda.
“Masih belum jelas berapa lama penutupan ini akan berlangsung, mengingat Partai Demokrat dan Partai Republik di Senat tampaknya belum mencapai konsensus mengenai RUU anggaran,” jelas Phintraco Sekuritas.
Sementera itu, Presiden AS Donald Trump disebut-sebut telah memperkeruh suasana dengan mengancam akan memotong dana untuk negara-negara bagian yang condong ke Partai Demokrat dan memecat banyak pegawai federal secara permanen.
Penutupan secara historis juga memiliki dampak yang terbatas pada pasar keuangan dan perekonomian. Penutupan pemerintah terakhir terjadi selama masa jabatan pertama Presiden Trump, yaitu selama 35 hari antara akhir 2018 dan awal 2019, serta merupakan yang terpanjang dalam sejarah AS.
Penutupan pemerintah merugikan perekonomian sekitar US$ 11 miliar, menurut perkiraan Kantor Anggaran Kongres. Sementara itu indeks di bursa Eropa ditutup menguat, yang dipimpin oleh kenaikan pada saham sektor teknologi.
Harga US 10-year Bond Yield turun 2 bps ke level 4,088%, mencermati dampak shutdown. Harga emas spot turun 0,5% ke level US$ 3.845/troy oz. Indeks dolar AS melemah mendekati level terendah dalam sepekan. Harga minyak turun sekitar 2% ke level terendah dalam empat bulan, karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan di pasar menjelang pertemuan kelompok OPEC+ selama akhir pekan. (nov)