BRIEF.ID – Presiden RI Prabowo Subianto membawa kabar baik dalam lawatannya ke Kanada. Indonesia dan Kanada menandatangani Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-Canada CEPA) pada Rabu (24/9) waktu setempat, di Ottawa, Kanada.
Kerja sama ini menjadi sejarah bagi kedua negara karena menjadi kerja sama dagang komprehensif pertama Indonesia dengan negara di kawasan Amerika Utara, dan yang pertama bagi Kanada dengan negara di Asia Tenggara. Ini membuka akses pasar yang lebih luas serta memperkuat daya saing produk dan jasa Indonesia di Kanada.
Prabowo sendiri mengawali rangkaian agenda di Kanada dengan bertemu Gubernur Jenderal Kanada, Mary Simon, di Rideau Hall, Ottawa. Prabowo dan Gubernur Jenderal Mary menegaskan kembali nilai-nilai yang sama-sama dijunjung oleh Indonesia dan Kanada, yaitu demokrasi, pluralisme, dan multikulturalisme. Kesamaan prinsip tersebut menjadi dasar yang kokoh dalam memperkuat kerja sama bilateral di berbagai bidang.
Setelahnya, Prabowo bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Kanada, Mark Carney di Parliament Hill, Ottawa dan menyampaikan bila Kanada selalu hadir dalam program pengentasan kemiskinan. Pertemuan kedua pemimpin negara ini menandai momentum penting dalam penguatan hubungan bilateral Indonesia dan Kanada di berbagai bidang strategis.
“Kanada selalu hadir dalam banyak program pengentasan kemiskinan, bantuan di bidang kesehatan, pertanian, perikanan. Dan juga, kita memiliki kerja sama tradisional yang sangat baik dalam bidang penjaga perdamaian,” kata Prabowo.
Terakhir Prabowo dan Mark Carney menyaksikan penandatanganan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-Canada CEPA) yang dilakukan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso bersama Menteri Perdagangan Internasional Kanada Maninder Sidhu.
Melalui Indonesia-Canada CEPA, lebih dari 90 persen atau sekitar 6.573 pos tarif Indonesia mendapat preferensi di pasar Kanada. Produk-produk potensial Indonesia seperti tekstil, alas kaki, furnitur, makanan olahan, elektronik ringan dan elektronik otomotif hingga sarang burung walet diprediksikan akan semakin kompetitif.
Di sisi lain, Indonesia membuka pasar sebesar 85,54 persen atau sekitar 9.764 pos tarif untuk produk prioritas Kanada, antara lain daging sapi beku, gandum, kentang, makanan hasil laut, dan makanan olahan. (bis)