BRIEF.ID – Indonesia melakukan ekspansi ekspor unggas ke Timur Tengah, khususnya di Uni Emirat Arab (UEA). Hal itu, semakin meningkatkan daya saing komoditas unggas Indonesia dan memperkuat perdagangan internasional sektor peternakan.
“Setelah Timor Leste, Jepang dan Singapura, Indonesia berhasil melakukan ekspansi pasar ekspor unggas untuk tujuan Timur Tengah,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda di Jakarta, Jumat (11/10/2024).
Menurut Agung, komoditas unggas Indonesia memiliki daya saing tinggi dan dapat menembus pasar ekspor Uni Emirate Arab (UEA). Adapun komoditas unggas yang paling diminati adalah telur tetas.
Dia mengungkapkan, ekspor telur tetas (Hatching Egg/HE) dari Parent Stock untuk ditetaskan menjadi Day-old Chick Final Stock (DOC FS) tujuan Dubai telah dilakukan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm (CPJF) pada 7 Oktober 2024.
Adapun ekspor telur tetas yang dilakukan Charoen Pokphand ke Dubai sebanyak 57.600 butir, dan ditargetkan 100.000 butir setiap bulan.
Ekspor telur tetas juga dilakukan oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia pada Kamis, 10 Oktober 2024 tujuan UEA, dan berlangsung setiap minggu selama Oktober 2024, dengan total ekspor mencapai 460.800 butir.
Telur tetas yang diekspor berasal dari unit farm Parent Stock berumur premium (young flock) yang telah mendapatkan sertifikat Good Breeding Practices dan kompartemen bebas penyakit Flu Burung atau Avian Influenza (AI).
Kedua perusahaan ini, lanjut Agung, bahu membahu membangun pasar ekspor unggas di Timur Tengah, menorehkan citra Indonesia sebagai negara penghasil unggas.
“Keberhasilan penetrasi ekspor ini menunjukkan bahwa unggas Indonesia mampu bersaing di pasar internasional,” ujar Agung.
Dia menjelaskan, ekspor telur tetas ini akan rutin dan meneguhkan komitmen kedua perusahaan integrator unggas tidak hanya “jago kandang” tetapi sudah dipercaya di kancah internasional.
Terkait dengan itu, Agung memastikan Kementan terus mendorong pelaku usaha perunggasan nasional mampu berkontribusi terhadap penyediaan komoditas unggas dunia.
Saat ini, pangsa pasar unggas Indonesia di dunia masih rendah posisinya, namun secara volume produksi unggas, Indonesia menduduki posisi ke-4 setelah India.
Agung menambahkan, ekspor HE broiler itu menunjukkan sinergi positif antara sektor swasta dan pemerintah dalam mengembangkan subsektor peternakan yang berkelanjutan dan kompetitif di tingkat global.
“Keberhasilan ini diharapkan dapat mendorong ekspor lebih lanjut serta memperkuat citra Indonesia sebagai negara pengekspor unggas,” kata Agung.
No Comments