BRIEF.ID – Indeks S&P 500 berakhir lebih tinggi pada Rabu (15/2/2023) setelah data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan, menawarkan bukti ketahanan ekonomi Amerika Serikat (AS). Namun kenaikan yang diperoleh terbatas karena investor khawatir tentang kenaikan suku bunga lebih lanjut yang akan dilakukan Bank Sentral AS, Federal Reserve pada bulan-bulan mendatang.
Sebuah laporan Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa penjualan ritel melonjak 3%, pada Januari 2023 yang ditopang pembelian kendaraan bermotor dan barang lainnya sehingga melewati estimasi 1,8%. Hal itu diungkapkan para ekonom yang disurvei oleh Kantor Berita Inggris, Reuters.
Disebutkan, pada Selasa (14/2/2023), data menunjukkan harga konsumen AS meningkat pada bulan Januari 2023, meningkatkan ekspektasi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga kebijakan setidaknya dua kali lebih banyak tahun ini ke kisaran 5-5,25%.
“Kabar baik dari ritel, dan secara luas dari ekonomi yang lebih kuat, sebagian besar sudah diperhitungkan,” kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky, pada Kamis (16/2/2023) WIB.
Pada saat yang sama, lanjutnya, kekuatan itu telah mengambil ekspektasi pasar dari pemotongan suku bunga dan memindahkan tingkat dana Fed terminal sedikit lebih tinggi.
Lebih dari separuh semua perusahaan yang termasuk dalam S&P 500 telah melaporkan pendapatan triwulanan, dan hampir 70% di antaranya telah melampaui ekspektasi laba, demikian menurut data I/B/E/S dari Refinitiv. (Reuters)