BRIEF.ID – Indeks Dolar Amerika Serikat (AS) naik ke level tertinggi sejak November 2022 imbas pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS atau Federal reserve (The Fed).
Seiring pengumuman pemangkasan suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis poin, indeks dolar AS langsung melambung ke 108,18 pada Kamis (19/12/2024) dini hari, yang merupakan rekor tertinggi sejak 10 November 2022.
Lonjakan indeks dolar AS tersebut membuat mata uang utama lainnya melemah. Euro, pound, dan franc Swiss turun 1% terhadap dolar AS.
Sementara yuan Tiongkok di luar negeri turun ke level terendah sejak 2023, begitu juga rupiah Indonesia terkoreksi menjadi Rp16.250 per dolar AS.
Pengukur dolar naik lebih dari 7% sepanjang tahun ini, menguat terhadap semua mata uang sejenis di negara maju dan berada di jalur untuk mengalami tahun terbaik sejak 2015.
Pengamat menilai data ekonomi AS yang menguat, dan kebijakan pemangkasan suku bunga The Fed yang cukup agresof, mendukung penguatan indeks dolar AS.
Skylar Montgomery Koning, ahli strategi valuta asing di Barclays, mengatakan tren penguatan indeks dolar AS masih berlanjut seiring indikasi The Fed akan melakukan pemangkasan lagi sebanyak 2 kali di tahun 2025.
Gubernur The Fed, Jerome Powell, mengatakan setelah pemangkasan suku bunga yang agresif di tahun ini, The Ged akan lebvih berhati-hati memangka suku bunga di masa mendatang.
Hal itu, terkait dengan upaya The Fed meredam dampak ketidakpastian ekonomi global, dan kebijakan fiskal pemerintah AS di bawah pimpinan Presiden Donald Trumph.
Data terbaru telah menimbulkan kekhawatiran bahwa inflasi AS mungkin terhenti di atas target Fed sebesar 2%. Proyeksi median untuk inflasi pada akhir tahun depan melonjak menjadi 2,5%, dari 2,1% yang terlihat pada bulan September.