BRIEF.ID – Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menyatakan, eskalasi konflik Iran dan Israel berpotensi mempengaruhi perekonomian dunia. Apalagi konflik geopolitik yang melibatkan Rusia dan Ukraina belum juga usai.
Kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas menyampaikan, konflik tersebut dikhawatirkan akan mengerek inflasi global menjadi lebih tinggi. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi dunia juga akan ikut terganggu.
“Kemajuan menuju target inflasi agak mengkhawatirkan karena terhenti sejak awal tahun di beberapa negara. Ini mungkin merupakan kemunduran sementara. Namun ada alasan untuk tetap waspada,” tutur Gourinchas dikutip dari Kontan.id, Kamis (18/4/2024)
Di samping itu, inflasi juga masih sangat tinggi di berbagai negara imbas harga minyak yang meningkat sebagian karena ketegangan geopolitik dan sektor jasa.
Memanasnya geopolitik juga diperkirakan membatasi laju perdagangan, sehingga akan mendorong inflasi barang. Dengan kekhawatiran tersebut, Gourinchas menyebut upaya mengembalikan inflasi ke target sasaran harus menjadi prioritas.
Inflasi dan pertumbuhan ekonomi global yang terkoreksi juga ini dikhawatirkan dampaknya juga akan merembet ke Indonesia.
Sementara itu, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Bambang Brodjonegoro memperkirakan, akibat konflik Iran dan Israel, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa turun di kisaran 4,8% hingga 4,6%. Perkiraan ini turun drastis dari target pertumbuhan ekonomi oleh Pemerintah yang sebesar 5,2%.
“Mungkin perekonomian Indonesia agak bisa terdorong ke bawah 4,6% hingga 4,8% karena gangguan ini,” tutur Bambang dalam agenda “Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI,” Senin (15/4/2024).
Ia menyebut, konflik Iran dan Israel yang memanas akan menyebabkan gangguan eksternal, dan mengerek inflasi. Hal ini tentunya akan mengganggu konsumsi masyarakat dan akhirnya mengganggu prospek pertumbuhan ekonomi.
No Comments