IMF Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2024 Sebesar 3,2%

October 23, 2024

BRIEF.ID – Dana Moneter Internasional (IMF) mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 sebesar 3,2%. Hal itu, tertuang dalam World Economic Outlook (WEO) IMF yang dirilis Selasa (22/10/2024).

Dalam risalah WEO tersebut, IMF menyatakan tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di angka 3,2% pada tahun ini, karena mempertimbangkan tingkat ketidakpastian terkait prospek ekonomi global masih tinggi.

Hal itu, antara lain terkait dengan memanasnya konflik Timur Tengah, dan pergantian pemerintahan di berbagai negara yang melaksanakan Pemilihan Umum, termasuk Amerika Serikat (AS) pada November 2024.

“Pemerintah yang baru terpilih (sekitar separuh dari total populasi dunia telah atau akan mengikuti pemilihan umum pada 2024) dapat membuat perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan dan fiskal,” bunyi laporan tersebut.

Selain itu, kembalinya volatilitas pasar keuangan selama musim panas telah menimbulkan ketakutan lama mengenai kerentanan yang tersembunyi. Hal ini telah meningkatkan kecemasan tentang posisi kebijakan moneter yang sesuai, terutama di negara-negara di mana inflasi masih berlanjut dan tanda-tanda perlambatan bermunculan.

Laporan IMF juga menyebutkan bahwa keretakan geopolitik yang semakin intens dapat membebani perdagangan, investasi, dan arus bebas gagasan secara global.

“Hal ini dapat berdampak terhadap pertumbuhan jangka panjang, mengancam ketahanan rantai pasokan, serta menciptakan pertukaran (trade-off) yang sulit bagi bank-bank sentral,” papar laporan itu.

Seperti dilansir Xihua, Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas, mengatakan meningkatnya ketegangan geopolitik sangat mengkhawatirkan dan dampaknya memiliki dua dimensi.

“Kika Anda menaikkan tarif, misalnya di antara blok-blok yang berbeda, hal itu akan mengganggu perdagangan, yang akan memicu kesalahan alokasi sumber daya, serta akan membebani aktivitas ekonomi,” ujar Gourinchas.

Selain itu, lanjutnya, ada juga lapisan terkait yang muncul dari ketidakpastian yang meningkat sehubungan dengan kebijakan perdagangan di masa depan. Hal ini juga akan menekan investasi, menekan aktivitas ekonomi dan konsumsi.

IMF telah menemukan dampak pada tingkat output global sebesar sekitar 0,5% pada 2026. Ini adalah efek yang cukup besar dari kenaikan tarif antara negara-negara yang berbeda dan peningkatan ketidakpastian kebijakan perdagangan.

Menurut laporan terbaru WEO IMF, pertumbuhan ekonomi global di tahun ini diproyeksikan akan tetap stabil, namun terdapat pelemahan prospek dan peningkatan ancaman.

“Prospek pertumbuhan sangat stabil di emerging market dan perekonomian-perekonomian berkembang, yakni sekitar 4,2% pada tahun ini, dan tahun depan dengan berlanjutnya kinerja kuat dari negara-negara emerging di Asia,” ungkap Gourinchas.

Dia menyampaikan, kembalinya inflasi yang mendekati target bank sentral membuka jalan untuk tiga poros kebijakan. Pertama, poros yang berkaitan dengan kebijakan moneter, saat ini sudah berjalan.

Kedua, poros kebijakan fiskal. Setelah bertahun-tahun banyak negara menerapkan kebijakan fiskal yang longgar, inilah saatnya untuk menstabilkan dinamika utang dan membangun kembali cadangan fiskal yang sangat dibutuhkan.

Ketiga, merupakan poros tersulit, karena menuju reformasi yang meningkatkan pertumbuhan. “Masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan prospek pertumbuhan dan meningkatkan produktivitas,” ujar Gourinchas.

Dia menambahkan, meskipun langkah-langkah kebijakan industri dan perdagangan terkadang dapat menggenjot investasi dan aktivitas dalam jangka pendek.

“Ini terutama ketika mengandalkan subsidi yang dibiayai oleh utang, langkah-langkah ini sering kali menjadi bumerang dan gagal menghasilkan peningkatan standar hidup yang berkelanjutan,” tutur Gourichas.

Terkait dengan itu, pertumbuhan ekonomi harus berasal dari reformasi domestik ambisius yang mendongkrak teknologi dan inovasi, meningkatkan kompetisi dan alokasi sumber daya, integrasi lebih lanjut dalam perekonomian, serta menstimulasi investasi swasta yang produktif.

No Comments

    Leave a Reply