BRIEF.ID – Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan dampak yang sangat serius bagi Amerika Serikat (AS) dan ekonomi global jika negara tersebut gagal bayar. IMF juga mendesak Partai Demokrat dan Republik untuk segera mencapai konsensus tentang plafon utang AS.
Juru bicara IMF Julie Kozack mengatakan, pada Kamis (11/5/2023) bahwa konsekuensi potensial dari default AS di antaranya adalah suku bunga yang lebih tinggi dan ketidakstabilan yang meluas. Hal itu akan menambah guncangan yang terjadi beberapa tahun terakhir, termasyk pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina.
IMF tidak dapat segera mengukur dampak gagal bayar AS terhadap pertumbuhan ekonomi global. IMF pada April 2023 memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) global sebesar 2,8% untuk tahun 2023, tetapi mengatakan bahwa gejolak pasar keuangan yang lebih dalam, ditandai dengan penurunan harga-harga aset yang parah dan pemotongan tajam dalam pinjaman bank, dapat membanting pertumbuhan PDB kembali ke 1,0%.
“Diskusi di AS berlangsung pada saat yang sangat sulit bagi ekonomi global. Penilaian kami adalah bahwa akan ada dampak yang sangat serius, tidak hanya untuk AS tetapi juga untuk ekonomi global, jika terjadi gagal bayar utang AS. Dan kami sangat mendorong pihak-pihak di AS untuk bersama-sama mencapai konsensus untuk segera mengatasi masalah ini,” kata Kozack.
Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin kongres dijadwalkan bertemu hari Jumat (12/5/2023) untuk lanjutkan pembahasan soal risiko gagal bayar utang. Sebelumnya, mereka sudah bertemu awal pekan ini.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pekan ini memperingatkan gagal bayar akan memicu penurunan global, merusak kepemimpinan AS di ekonomi global, dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan AS untuk mempertahankan kepentingan keamanan nasional.
Kenaikan suku bunga AS sejauh ini telah merugikan beberapa negara, terutama yang berada dalam kesulitan utang dan menghadapi kerentanan, kata Kozack.
IMF memperkirakan bahwa 15% negara berpenghasilan rendah berada dalam kesulitan utang dan 45% berisiko mengalaminya. Lembaga ini juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi global selama lima tahun ke depan akan menjadi yang terlemah dalam lebih dari tiga dekade.
Pemerintah AS telah mencapai plafon utang maksimum pada bulan Januari dan Departemen Keuangan pun telah menggunakan langkah-langkah akuntansi khusus untuk menanganinya. Namun demikian, Yellen mengatakan bahwa langkah-langkah itu bisa habis paling cepat 1 Juni 2023. (berbagai sumber)
No Comments