IHSG Terseret ke Zona Merah Dipicu Tekanan Saham Milik Konglomerat dan Big Caps

BRIEF.ID –  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terseret di zona merah pada sesi I perdagangan hari ini, Selasa (16/9/2025), dipicu tekanan jual terhadap 10 saham dari sektor teknologi, perbankan, dan pertambangan.

Pada penutupan sesi I perdagangan BEI hari ini, IHSG terkoreksi 0,28% atau 21,85 poin ke level 7.915. Sebelumnya, pada awal sesi I perdagangan, IHSG dibuka di zona hijau dengan naik 0,53% atau 42,20 poin ke posisi 7.979.

Data BEI menunjukkan sebanyak 329 saham turun harga hingga sesi I perdagangan berakhir, 315 saham naik harga, dan 157 saham tidak  mengalami perubhan harga atau stagnan.

Adapun volume saham yang ditransaksikan mencapai 29,494 miliar lembar, dengan frekuensi sebanyak 1.332.621 kali, dan nilai transaksi ebesar Rp9,348 triliun.

Pelemahan IHSG terutama dipicu tekanan jual terhadap sejumlah saham big caps, dan saham-saham perusahaan milik konglomerat Indonesia, terutama di sektor teknologi dan pertambangan.

Salah satunya adalah satam PT DCI Indonesia Tbk (DCII), perusahaan laynan pusat data milik konglomerat Otto Toto Sugiri. Saham DCII sempat anjlok sebesar 2,44%, dan pada akhir sesi I perdagangan terkoreksi 0,17% atau Rp525 di Rp302.975 per lembar.

Selain itu, saham big caps terutama dari sektor perbankan, yani PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), juga menjadi pemberat bagi IHSG.

Berikut 10 saham yang memberi tekanan terhadap IHSG, sehingga berbalik arah ke zona merah dan ditutup melemah pada sesi I perdagangan hari ini: 

1. DCI Indonesia (DCII) mengurangi 7,99 poin
2. Bank Central Asia (BBCA) mengurangi 6,61 poin
3. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mengurangi 5,4 poin
4. Amman Mineral Internasional (AMMN) mengurangi 3,14 poin
5. Barito Pacific (BRPT) mengurangi 3,11 poin
6. Bank Mandiri (BMRI) mengurangi 2,64 poin
7. Bayan Resources (BYAN) mengurangi 2,17 poin
8. Bank Negara Indonesia (BBNI) mengurangi 1,78 poin
9. Elang Mahkota Teknologi (EMTK) mengurangi 1,6 poin
10. Sinar Mas Multiartha (SMMA) mengurangi 1 poin

Tekanan terhadap IHSG terutama dipicu faktor dari dalam negeri, seiring prediksi bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan atau Bi]I-Rate, meskipun Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) diyakini akan memangkas suku bunga dalam pertemuan pada 16-17 September 2025.

Untuk perdagangan hari ini, IHSG diprediksi bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah di kisaran level support 7.890 hingga level resistance 7.920. (jea)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Pemerintah Luncurkan Stimulus Paket 8+4+5 untuk Ekonomi

BRIEF.ID — Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengajukan...

Rute Tour de Entete 2025 di Flores Diubah Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

BRIEF.ID — Panitia Tour de Entete 2025 memutuskan untuk...

Paket Stimulus Ekonomi Jadi Sentimen Positif IHSG

BRIEF.ID – Rencana pemerintah meluncurkan paket stimulus ekonomi 8+4+5...

Reli Penguatan IHSG Diperkirakan Berlanjut

BRIEF.ID – Reli penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)...