BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terseret ke zona merah pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Jumat (31/10/2025).
Tekanan terhadap IHSG dipicu aksi jual investor terhadap saham-saham Grup Astra, antara lain PT Astra International Tbk (ASII), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Pada awal sesi I perdagangan saham hari ini, IHSG dibuka menguat 0,28% atau 22,51 poin ke level 8.206. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,04% atau 0,34 poin ke posisi 837,28.
Meski demikian, IHSG perlahan terseret ke zona merah, seiring penyampaian laporan keuangan perusahaan tercatat (emiten) yang menunjukkan penurunan di triwulan III 2025.
Hingga penutupan sesi I perdagangan di pukul 12:00 waktu JATS, IHSG terpantau turun 0,13% atau 10,340 poin ke level 8.173. Selama 3 jam perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 9.215, dan level terendah di 8.144.
Data perdagangan BEI menunjukkan sebanyak 349 saham turun harga, 268 saham naik harga, dan 191 saham lainnya tidak mengalami perubahan harga.
Volume saham yang ditransaksikan mencapai 14,917 miliar lembar, dengan frekuensi transaksi sebanyak 1.132.475 kali, dan nilai transaksi sebesar Rp9,108 triliun.
Pemberat IHSG datang dari sejumlah saham unggulan, terutama dari Grup Astra. Terpantau harga saham UNTR turun 2,50% atau Rp700 menjadi 27.275.
Penurunan harga UNTR terutama dipicu laporan kinerja triwulan III 2025, di mana laba perusahaan alat berat yang merupakan salah satu anak usaha Astra tersebut turun 26,4%.
Dalam laporan keuangan kepada BEI, United Tractors melaporkan membukukan laba bersih Rp11,47 triliun hingga triwulan III 2025. Secara tahunan atau year-on year (yoy), laba tersebut turun 26,4% dibandingkan Rp15,59 triliun pada periode sama tahun 2024.
Kinerja United Tracktors yang menurun turut mempengaruhi kinerja ASII sebagai induk perusahaan. Saham ASII ikut terseret ke zona merah dengan turun 1,99% atau Rp125 menjadi Rp6.150 per saham pada penutupan sesi I perdagangan hari ini.
Meski mengalami tekanan, IHSG diprediksi berpeluang menguat seiring rilis kinerja emiten pada triwulan III 2025 yang memasuki batas waktu pada 31 Oktober 2025.
Selain itu, sentimen positif juga datang dari luar negeri, seiring pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, disela-sela KTT APEC 2025 di Korea Selatan (Korsel).
Trump dan Jinping menyepakati kerja sama pemberantasan fentanil, pembelian besar-besaran kedelai AS oleh Tiongkok, penurunan tarif perdagangan AS terhadap barang Tiongkok, dan penundaan kontrol ekspor logam tanah jarang oleh Tiongkok.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG diprediksi bergerak mixed di kisaran level support 8.140 hingga level resistance 8.220. (jea)


