BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terperosok makin dalam ke level psikologis 6.300 pada perdagangan hari ini, Jumat (28/2/2025).
Pada awal sesi I perdagangan hari ini, IHSG terpantau melemah 73,27 poin atau 1,13% ke level 6.412. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,67% atau 12,25 poin ke posisi 719,14.
Hingga pukul 11:00 WIB, IHSG terpantau masih bergerak di zona merah dan berada di level …. Selama 2 jam perdagangan, IHSG sempat menyentuh level terendah di 6.294 dan level tertinggi di 6.485.
Data BEI menunjukkan sebanyak 516 saham turun harga akibat tekanan jual, hanya 83 saham naik harga, dan 168 saham tidak mengalami perubahan harga atau stagnan.
Volume saham yang ditransaksikan mencapai 7,775 miliar lembar, dengan frekuensi transasi sebanyak 598.834 kali, dan nilai transaksi sebesar Rp6,485 triliun.
Pelemahan IHSG dipengaruhi sentimen global dan domestik. Dari faktor global, pernyataan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang memastikan akan memberlakukan kenaikan tarif 25% untuk barang imporn dari Kanada dan Meksiko.
Selain itu, Presiden Trump juga menegaskan akan menambahkan tarif 10% terhadap barang impor asal Tiongkok.
Perkembangan terbaru dari ancaman perang dagang yang digaungkan Presiden Trump membuat investor ramai-ramai meninggalkan pasar saham dan emas, lalu mengalihkan modal dengan memborong dolar AS.
Hal itu, membuat indeks dolar AS melonjak 0,83% ke 107,295. Dalam sepekan terakhir, indeks dolar AS yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, telah melonjak 0,87%.
Selain itu, penurunan indeks keyakinan konsumen terhadap perekonomian AS, membuat Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan semakin berhati-hati memotong suku bunga acuan atau Fed Fund Rate.
Sementara faktor domestik yang melemahkan IHSG masih dipengaruhi sentimen negatif kehadiran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Pernyataan presiden Prabowo Subianto bahwa dividen BUMN akan dialihkan untuk dikelola Danantara, membuat investor terutama asing khawatir dan melepas saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Tekanan jual terutama dialami saham-saham bank BUMN atau Himbara. Hal itu, juga terkait dengan kekhawatiran bahwa bank BUMN yang berkapitalisasi besar akan menjadi sapi perahan untuk memodali Danantara.
Pada perdagangan di BEI hari ini, saham-saham bank BUMN tergerus cukup dalam. Data RTI menunjukkan 5 bank BUMN yang tercatat di BEI semuanya berada di zona merah.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,93% atau Rp90 menjadi Rp5.570 per saham, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terkoreksi 7,14% atau rp310 menjadi Rp4.030 per lembar.
Selanjutnya PT Bank Rakyat Indonesia tergerus 6,89% atau Rp250 menjadi Rp3.390 per saham. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) terkoreksi 6,84% atau Rp180 menjadi Rp2.450 per lembar, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) turun 4,47% atau Rp40 menjadi Rp855 per saham.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan masih melemah dan bergerak di kisaran level support 6.300 hingga level resistance 6.330. (jea)