BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak fluktuatif bahkan sempat terhempas dari level psikologis 7.000.
Meski sempat tertekan ke zona merah, IHSG perlahan berbalik ke zona hijau, dan saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi penopang.
Pada awal sesi I perdagangan saham, IHSG dibuka melemah 0,41% atau 28,94 poin ke level 7.036,13. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,64% atau 5,10 poin ke posisi 790,85.
Hingga penutupan sesi I perdagangan hari ini, IHSG terpantau melemah 0,01% atau 0,85 poin di level 7.064. Selama 3 jam perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertingi di 7.090, dan level terendah di 6.994.
Data BEI menunjukkan sebanyak 272 saham naik harga, 317 saham turun harga, dan 212 saham tidak mengalami perubahan harga atau stagnan.
Volume saham yang ditransaksikan mencpaia 15,347 miliar lembar, dengan frekuensi sebanyak 737.969 kali, dan nilai transaksi sebesar Rp8,360 triliun.
Penurunan IHSG dipicu aksi jual saham yang dilancarkan investor di hampir seluruh sektor. Meski demikian, saham-saham BUMN menjadi penopang, sehingga IHSG tidak terpuruk.
Beberapa saham BUMN yang menjadi penopang IHSG, antara lain PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Harga saham TLKM terpantau menguat 0,72% atau Rp20 menjadi Rp2.800 per lembar, dan SMGR nail 0,72% atau Rp20 ke level Rp2.780 per saham.
Sementara BBRI naik 0,24% atau Rp10 menjadi Rp4.210 per lembar, dan menjadi satu-satunya dari 4 bank besar yang berada di zona positif.
Pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi sentimen negatif dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, sentimen negatif datang dari penurunan surplus neraca perdagangan pada April 2025, dan deflasi pada Mei 2025.
Surplus neraca perdagangan Indonesia merosot dengan nilai signifikan, menjadi hanya 0,15 miliar dolar AS per April 2025, dari sebelumnya sebesar 4,33 miliar dolar AS pada Maret 2025, dipicu melonjaknya impor dibandingkan ekspor.
Sementara inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2025 turun menjadi 1,6% year-on-year (yoy) dari sebelumnya 1,95% (yoy) pada April 2025, seiring deflasi 0,37% secara month-to-month (mtm) di Mei 2025 dibandingkan inflasi 1,17% pada April 2025.
Adapun sentimen negatif dari luar negeri muncul seiring memanasnya perang Rusia-Ukraina, begitu juga ketegangan perang dagang antara AS-Tiongkok.
AS menuduh Tiongkok melanggar kesepakatan perdagangan sementara, sedangkan Tiongkok menyalahkan Washington karena gagal menegakkan perjanjian tersebut.
Selain itu, pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang mengancam memberlakukan kenaikan tarif impor baja dan aluminium, semakin menambah tensi perang dagang.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG diprediksi bergerak fluktuatif dan menguji apakah mampu bertahan di level 7.000 00. IHSG diperkirakan bergerak di level support 6.980, dan level resistance 7.080. (jea)