IHSG Segera Tembus 7.400,Cermati PGAS, BIRD, dan ULTJ


BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) segera menembus level psikologis 7.400 setelah selama beberapa hari berturut-turut berada di zona hijau. Sejumlah saham diprediksi bakal menjadi andalan dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/7/2025), di antaranya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Blue Bird Tbk (BIRD).

Phintraco Sekuritas juga merekomendasikan saham PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co (ULTJ), PT Remala Abadi Tbk (DATA), dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA).

Selain itu, MNC Sekuritas merekomendasi agar investor mempertimbangkan opsi buy on weakness saham-saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM).

Berdasarkan riset Phintraco Sekuritas faktor global berkontribusi penting dalam penguatan IHSG.

Disebutkan, sejumlah data penting yang menjadi indikator adalah perekonomian Amerika Serikat (AS) di mana akan dirilis indeks PMI, durable good orders, serta existing dan new home sales.

Dari global, lanjut Phintraco Sekuritas, investor masih menantikan hasil pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan diumumkan pada 24 Juli 2025 dan Purchasing Managers’ Index (PMI) di Eropa, Jerman, Jepang, dan Inggris, yang menjadi indikator ekonomi dalam mengukur aktivitas manajer pembelian di sektor manufaktur dan jasa.

ECB diperkirakan akan mempertahankan Suku Bunga Fasilitas Simpanan tidak berubah di 2 %. Memang, pasar swap secara efektif telah mengabaikan kemungkinan pemotongan suku bunga pada bulan Juli dan hanya mengantisipasi satu pengurangan sebesar 25 basis poin dalam tahun mendatang.

Pertemuan ini akan sangat bergantung pada evaluasi ECB yang ada terhadap inflasi dan pertumbuhan, karena tidak ada proyeksi ekonomi baru yang diharapkan hingga September.

Saat Beijing bersiap menggelar pertemuan PBoC pada Senin (21/7/2025) ini, para pembuat kebijakan menyeimbangkan hambatan eksternal dengan kebutuhan mendesak untuk pemulihan domestik. Stabilitas jangka pendek bergantung pada penyegelan kesepakatan perdagangan AS, terobosan yang harus diutamakan di atas stimulus baru.

Data musim semi memberikan sinyal yang bervariasi. Produk Domestik Bruto (PDB) Kuartal II-2025 naik 1,1% QoQ dan 5,2% YoY, hampir memenuhi target 5% Beijing, CPI headline bulan Juni hampir tidak bergerak, hanya naik 0,1% dari tahun sebelumnya dan memicu kekhawatiran deflasi.

Di sisi lain, pada penutupan perdagangan di Wall Street, Jumat (18/7/2025) indeks melemah setelah dilaporkan Presiden AS Donald Trump menuntut tarif impor minimum 15%-20% untuk setiap kesepakatan dengan Uni Eropa. (nov)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Temasek Bakal Perluas Investasi di Indonesia, Saham Telkom dan Matahari Melesat

BRIEF.ID - Rencana Temasek Holdings memperluas investasi di Indonesia,...

IHSG Fluktuatif di Level 7.300, Saham COIN Terus Diburu Investor

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek...

Rupiah Melemah Menuju Level Rp16.350 Saat Pasar SUN Bergairah

BRIEF.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah melemah menuju level...