BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) turun hingga 3% ke level 8.000 meski sempat dibuka menguat di awal perdagangan hari ini, Senin (27/10/2025). Pelemahan IHSG dipicu tekanan dari saham-saham milik konglomerat yang ramai dijual investor.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG menguat 0,90% atau 74,83 poin ke level 8.346. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,13% atau 9,36 poin ke posisi 837,46.
Meski demikian, IHSG perlahan berbalik arah dan terjun bebas ke zona merah. Hingga pukul 11:00 waktu JATS, IHSG terpantau berada di level 8.013. Selama 2 jam perdagangan, IHSG terpantau sempat menyentuh level tertinggi di 8.000 dan level terendah di 8.000.
Data perdagangan BEI menunjukkan sebanyak 520 saham turun harga, 152 saham naik harga, dan 132 saham lainnya tidak mengalami perubahan harga atau stagnan.
Volume saham yang ditransaksikan tercatat mencapai 10,088 miliar lembar, dengan frekuensi transaksi sebanyak 1.52.196 kali, dan nilai transaksi sebesar Rp13,319 triliun.
Pelemahan IHSG terjadi seiring aksi jual yang dilakukan investor terhadap saham-saham milik konglomerat, terutama Prajogo Pangestu, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Saham BREN terpantau merosot sebesar 14,99% atau Rp1.375 menjadi Rp7.800 per lembar, sedangkan BRPT terpangkas 9,62% atau Rp380 menjadi Rp3.260 per saham.
Selain itu, tekanan jual pada saham 4 bank besar juga menjadi pemberat indeks. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau turun hingga 2,20% atau Rp100 menjadi Rp4.450 per lembar
Hal serupa terjadi pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turun 1,82% atau Rp70 menjadi Rp3.780 per lembar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,14% atau Rp50 menjadi Rp4.320 per lembar, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,30% atau Rp25 menjadi Rp8.250 per lembar.
Perdagangan pekan ini sangat dipengaruhi hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Federal Reserve atau The Fed pada 28-29 Oktober 2025.
Selain itu, pelaku pasar juga mencermati laporan kinerja triwulan III 2025 dari perusahaan tercatat (emiten) di BEI. Koreksi pada saham-saham unggulan terutama dipicu aksi ambil untung (profit taking) seiring laba atau keuntungan yang dibukukan emiten.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG diprediksi bergerak mixed dengan kecenderungan melemah di kisaran level support 8.000 hingga level resistance 8.330. (jea)


