Jakarta, 5 Oktober 2021–Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai masih akan menguat hingga tutup tahun 2021. Kendati demikian potensi terkoreksi masih bisa terjadi yang disebabkan faktor global.
Hal itu diungkapkan pengamat pasar modal yang juga Founder Indonesia Superstocks Community Edhi Pranasidhi. Edhi mengingatkan siklus dua minggu pertama setiap Oktober atmosfir pasar modal di Amerika Serikat, Wall Street, tidak terlalu ramah.
Tentunya, itu akan mempengaruhi bursa saham secara global tak terkecuali di Tanah Air. Dia menyebut pasar modal Indonesia pun harus mulai hati-hati karena IHSG sudah mendekati level 6.400. Di mana pada perdagangan Selasa (5/10) IHSG berada pada kisaran level 6.350.
“Average buy asing di IHSG sudah naik ke level 6.022. Sudah cuan 5,5% hitungan IHSG. Sudah di atas inflasi Amerika Serikat yang sekitaran 4% secara year to date,” katanya.
Edhi lanjut menganalisa, dana asing yang sifatnya long-term ada pada average buy level 5.688. Artinya sudah cuan sekitar 11,5%. Edhi khawatir akan ada aksi profit taking dari investor asing di pasar modal dalam negeri.
Di sisi lain dia pun menyebut sisa inflow dana asing limpahan dari Jepang, China dan kawasan Asia Pacific ke pasar modal Indonesia sampai akhir 2021 masih sekitar Rp7 triliun sampai Rp16 triliun.
“Hati-hati tarik ulur fund walau saya yakin IHSG masih mungkin ke level 6.668 akhir tahun 2021. Jadi secara teoritis flow fund, IHSG sudah tidak mungkin turun di bawah level 6.022 lagi. Kecuali ada kejadian di luar ekspektasi seperti temporary default pemerintah Amerika Serikat setelah 18 Oktober,” ujar Edhi menjelaskan.
Optimisme di Masa Depan
Selain itu, Edhi pun berharap pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang dampaknya akan positif terhadap IHSG. Dia mengatakan, setiap 1% ekonomi tumbuh dapat menyerap tenaga kerja antara 110.000 sampai 270.000 orang. Dia menyebut, penyerapan tenaga kerja 110.000 orang merupakan yang terendah pada 2020.
“Kalau ekonomi Indonesia tumbuh 4% pada 2021, maka serapan tenaga kerja bisa antara 440.000 sampai 1 juta orang,” katanya.
Menurutnya jumlah pengangguran saat ini sekitar 7% dari total penduduk atau antara 19 juta-20 juta orang. Oleh karena itu dia berharap ekonomi Indonesia perlu tumbuh stabil di atas 6%. Sehingga penyerapan tenaga kerja lebih banyak dan menurunkan tingkat pengangguran hingga 5%, jika pertumbuhan ekonomi itu konstan terjadi sampai 2025.
“Kalau ekonomi tumbuh konstan di atas 6%, maka kita bisa melihat IHSG pada level di atas 10.000 tahun 2025 atau lebih cepat. Jadi, kenapa harus takut berinvestasi di saham,” pungkasnya
No Comments