IHSG Diperkirakan Rawan Terkoreksi, Cermati Saham BBCA, BBTN, ASII, AALI, dan LSIP

BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan rawan koreksi pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (2/10/2024). IHSG diprediksi  resistance di level 7.700, pivot  7.650 dan support 7.600.

“IHSG diperkirakan terkoreksi di kisaran 7.580 – 7.600 pada Rabu (2/10/2024), melanjutkan kondisi fluktuatif dua hari terakhir,” demikian hasil riset Phintraco Sekuritas, pada Rabu (2/10/2024).  

Disebutkan, libur panjang bursa saham Tiongkok diperkirakan berdampak pada penurunan tekanan jual/capital outflow dari pasar modal Indonesia. Akan tetapi, lonjakan pada harga minyak seiring potensi akselerasi eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah berpotensi menekan IHSG.

Sementara itu, dari dalam negeri, inflasi inti naik ke 2,09% yoy pada September 2024 dari 2,02% yoy,  Agustus 2024. Kondisi ini mengindikasikan dampak positif pelonggaran kebijakan moneter pada konsumsi masyarakat di Indonesia dan stabilitas harga pangan serta energi pada September 2024.

Pasar masih dapat berharap terhadap konsumsi rumah tangga sebagai penopang pertumbuhan ekonomi di Triwulan III- 2024. Pasar berharap pertumbuhan ekonomi masih dapat dipertahankan di atas 5% yoy pada periode tersebut. Data ini dijadwalkan rilis pada 5 November 2024.

Saham-saham yang direkomendasikan antara lain, BBCA, BBTN, ASII, AALI, dan LSIP.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

BI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 di Atas Titik Tengah 4,6% hingga 5,4%

BRIEF.ID - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia...

BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Dunia Tahun 2025 Lebih Rendah dari Target 3%

BRIEF.ID - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia...

Dilantik Presiden, Sah Djamari Chaniago Jabat Menko Polkam

BRIEF.ID - Presiden Prabowo Subianto melantik Letjen TNI (Purn)...

OJK Sebut Likuiditas Perbankan Menguat Pasca-pengucuran Dana Rp200 Triliun

BRIEF.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat likuiditas perbankan...