IHSG Diperkirakan Lanjutkan Pelemahan, Cermati Lima Saham Ini

BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (19/12/2025) diperkirakan akan melanjutkan pelemahan.

Phintraco Sekuritas dalam laporannya yang dirilis Jumat (19/12/2025) menyatakan, IHSG akan bergerak pada resistance 8.700, pivot  8.600, dan support  8.500. Laporan itu merekomendasikan investor di bursa untuk mencermati lima saham yang dinilai berpotensi menghasilkan cuan, yaitu BMRI, BBCA, ULTJ, MYOR, dan ERAL.

Sebelumnya, IHSG ditutup melemah di level 8.618,2 atau turun 0,68%) pada perdagangan Kamis (18/12/2025). Pelemahan IHSG, antara lain disebabkan  nilai tukar Rupiah yang cenderung melemah selama beberapa hari terakhir, meskipun BI Rate dipertahankan  pada level 4,75%, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI),  Rabu (17/12/2025).

Rupiah berlanjut melemah di pasar spot pada level Rp 16.723 per dolar AS, di tengah penguatan indeks dolar AS dan mata uang di Asia yang ditutup variatif.

“Secara teknikal, terjadi pelebaran histogram negatif MACD dan Stochastic RSI kembali mengalami Death Cross mendekati area oversold,” demikian disebutkan dalam laporan Phintraco Sekuritas.

Laporan itu menyatakan, IHSG ditutup di bawah level MA5, namun masih bertahan di atas level MA20 sehingga diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan dan menguji level support di 8550-8600.

Selain itu, investor akan menantikan hasil pertemuan Bank of Japan, yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 0.75%, yang merupakan level tertinggi dalam 30 tahun terakhir.

Jika perkiraan ini benar terjadi, ada potensi akan meningkatkan volatilitas saham dan mata uang di pasar global karena ada kemungkinan terjadinya pembalikan aliran dana investor di pasar global ke Jepang dalam jangka pendek.

Hal itu karena adanya strategi investor untuk meminjam dana dari mata uang berbunga rendah, seperti Yen Jepang untuk diinvestasikan ke mata uang yang menawarkan suku bunga lebih tinggi, atau dikenal dengan sebutan carry trade.

Kenaikan suku bunga Jepang berpotensi membuat investor yang melakukan carry trade tersebut menutup posisi pinjamannya sehingga akan meningkatkan volatilitas pasar global karena arus dana kembali ke Jepang. Namun diperkirakan dampak tersebut hanya bersifat jangka pendek.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Festival Film Laut Merah 2025 di Jeddah, Sutradara Perempuan Arab Dorong Perubahan

BRIEF.ID – Sejumlah  sutradara film perempuan Arab terus mendorong...

Harrison Ford Dijadwalkan Menerima Lifetime Achievement Award SAG-AFTRA

BRIEF.ID – Aktor senior Harrison Ford dijadwalkan menerima  Lifetime...

Investor Optimistis Penurunan Suku Bunga The Fed Berlanjut, Tahun Depan

BRIEF.ID - Saham-saham di bursa Wall Street, Amerika Serikat...

Saham Teknologi Rebound, Indeks Wall Street Menguat

BRIEF.ID – Indeks di bursa saham Wall Street ditutup...