BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) baru pada perdagangan Kamis (18/9/2025).
Hal itu, dipicu reaksi positif pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) dan suku bunga Federal Reserve atau Fed Funds Rate (FFR) masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).
Pada awal sesi I perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,51% atau 40,56 poin ke level 8.065, yang merupakan level tertinggi sepanjang masa. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,65% atau 5,29 poin ke posisi 820,51.
Hingga pukul 11:00 waktu JATS, IHSG terpantau bergerak variatif dan berada di level 8.040. Sepanjang 2 jam perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 8.068, dan level terendah di 8.005.
Data perdagangan BEI menunjukan sebanyak 307 saham naik harga, 325 saham tun harga, dan 161 saham tidak mengalami perubahan harga atau stagnan.
Volume saham yang ditransaksikan terpantau mencapai 21,974 miliar lembar, dengan frekuensi transaksi sebanyak 1.174.822 kali, dan nilai transaksi sebesar Rp9,066 triliun.
Tren relly IHSG berlanjut seiring reaksi positif pelaku pasar atas pemangkasan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 4,75%, berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu (17/9/2025).
Sentimen positf tersebut semakin menguat ketika bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) mengumumkan pemangkasan FFR sebesar 25 bps pada Rabu (17/9/2025) malam waktu setempat atau Kamis (18/9/2025) dini hari WIB.
Meski demikian, saham-saham sektor keuangan yang tercatat di BEI justru mengalami tekanan jual. Dari 4 bank besar, hanya saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang bertahan di zona hijau dengan menguat 0,47% atau Rp20 menjadi Rp4.240 per saham.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG diprediksi masih bergerak variatif hingga akhir perdagangan dengan kecenderungan menguat di kisaran level support 8.000 dan level resistance 7.870. (jea)