IHSG Berpotensi Menguat

BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpotensi menguat pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/12/2025).

Laporan Phintraco Sekuritas yang dirilis, Kamis (18/12/20250 menyatakan bahwa IHSG akan bergerak pada resistance  8.750, pivot  8.700, dan support   8.600.

Sebelumnya, IHSG ditutup melemah di level 8.677,35 atau turun  0.11%) pada perdagangan Rabu (17/12/2025), setelah bergerak sideways dalam kisaran sempit. Rupiah ditutup melemah di level Rp 16.694/US$, meskipun Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate tetap dan indeks dolar AS melemah.

Secara teknikal, IHSG masih dalam posisi uptrend dalam jangka menengah panjang. Namun dalam jangka pendek, masih cenderung bergerak konsolidasi. Saham-saham yang direkomendasikan, di antaranya MAPA, MAPI, INCO, NCKL, dan CNMA.

Disebutkan, stochastic RSI yang membentuk Golden Cross di dekat area oversold membuka peluang rebound jangka pendek. IHSG diperkirakan masih akan berkonsolidasi di kisaran 8.600 – 8.750, selama ditutup di bawah level 8.750.

Seperti  diperkirakan, pada RDG 16-17 Desember 2025, BI kembali menahan BI Rate tetap pada level 4,75%. Suku bunga Deposit Facility tetap di level 3,75% dan suku bunga Lending Facility tetap di 5,5%.

Keputusan BI ini sebagai upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dengan tetap memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial serta mendorong perekonomian nasional.

BI masih membuka peluang penurunan suku bunga ke depannya dengan mencermati data inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi.

Data pertumbuhan kredit berakselerasi menjadi 7,74% YoY pada November 2025 dari 7,36% di Oktober 2025. Ini menandai pertumbuhan tercepat sejak Juni 2025.

Meskipun demikian, jumlah undisbursed loan masih relatif tinggi, yaitu mencapai Rp 2.509.4 triliun di bulan November 2025  atau setara  23,18% dari total kredit yang disetujui.

Meskipun BI Rate telah turun sebesar 125 bps pada tahun 2025, namun penurunan suku bunga kredit perbankan cenderung lebih lambat, yaitu sebesar 24 bps dari 9.2% pada awal 2025 menjadi sebesar 8,96% di November 2025. (nov)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

2026 Diproyeksi Menantang, Indonesia & Thailand Tetapkan Kebijakan Moneter Lebih Longgar

BRIEF.ID – Dua negara dengan ekonomi terbesar di Asia...

Pemerintah Terbitkan PP 49 Tahun 2025 tentang Pengupahan

BRIEF.ID - Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49...

IHSG Terhempas dari Level 8.700, Investor Lancarkan Profit Taking

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...

Rupiah Tertekan ke Level Rp16.700 per Dolar AS Meski BI Tahan Suku Bunga

BRIEF.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah tertekan ke level...