BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpotensi kembali menguat, pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/8/2025). Disebut-sebut, faktor pendorong penguatan IHSG akan bersumber dari pertumbuhan ekonomi nasional dan pengumuman rebalancing MSCI, edisi Agustus 2025.
pada perdagangan Jumat (8/8/2025) ditutup menguat 43,21 poin atau 0,58% ke posisi 7.533,39. Sementara indeks LQ45 turun 2,69 poin atau 0,34% ke posisi 792,88.
Sebanyak 227 saham menguat, 398 saham melemah, dan 170 saham stagnan. Total frekuensi perdagangan tercatat 1.895.364 kali dengan volume 30,68 miliar lembar saham senilai Rp18,52 triliun.
Saham dengan kenaikan harga terbesar adalah INDX, SOSS, PPRI, SMDM, dan DSSA, sedangkan yang mencatat penurunan terbesar yakni COIN, FORU, ENRG, RAAM, dan MANG.
Sementara itu, Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 4–8 Agustus 2025 berakhir bervariasi. IHSG melemah tipis 0,06% ke 7.533,38 dari 7.537,76 pada pekan sebelumnya, disertai penurunan kapitalisasi pasar 0,33% menjadi Rp13.555 triliun.
Rata-rata volume transaksi harian turun 7,79% menjadi 30,01 miliar lembar saham, namun frekuensi harian melonjak 10,92% menjadi 1,04 juta kali transaksi. Nilai transaksi harian juga meningkat 6,41% menjadi Rp 17,07 triliun.
Investor asing pada 8 Agustus 2025 mencatatkan jual bersih senilai Rp 510,92 miliar. Secara kumulatif, sepanjang 2025 nilai jual bersih asing telah mencapai Rp61,86 triliun.
Sementara itu, saham-saham Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat dengan Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi dua hari beruntun, didorong saham teknologi seperti Apple dan optimisme pemangkasan suku bunga The Fed, sementara ketiga indeks utama Wall Street kompak mencatat kenaikan solid sepanjang pekan.
Dow Jones Industrial Average naik 206,97 poin (+0,47%) ke 44.175,61. S&P 500 naik 49,45 poin (+0,78%) ke 6.389,45. Nasdaq Composite naik 207,32 poin (+0,98%) ke 21.450,02.
Di kawasan Asia-Pasifik pasar sebagian besar melemah setelah dua dari tiga indeks acuan utama di Wall Street melepas kenaikan dan ditutup lebih rendah.
Bursa Eropa mengakhiri pekan dengan kenaikan terbesar dalam 12 minggu, didorong reli saham perbankan dan harapan tercapainya gencatan senjata Rusia-Ukraina. (nov)