BRIEF.ID – Ketua Divisi Advokasi Rumah Bersama Pelayan Rakyat (RBPR) Sirra Prayuna meragukan hasil jajak pendapat yang dirilis Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait potensi kecurangan pada Pemilu 2024.
Berdasarkan hasil survei terbaru LSI, pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD dinilai paling berpotensi melakukan kecurangan, yakni mencapai 20,6%. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka sebesar 14,4% dan pasangan Anies-Muhaimin Iskandar 5,4%.
“Ironis sekali. Hasil survei LSI sangat tendesius dan terkesan dimanfaatkan pasangan capres-cawapres tertentu untuk menyembunyikan potensi dan indikasi kecurangan yang diduga dilakukan pemegang kekuasaan tertinggi untuk memenangkan pasangan tertentu. Ini survei yang meragukan dan menyesatkan,” kata Sirra di Jakarta, Senin (11/12/2023).
Sirra mempertanyakan metode survei yang digunakan LSI, sehingga hasilnya terkesan mengada ada dan memojokkan pasangan tertentu.
“Ingat, publik tidak bisa di bodohi. Saya melihat LSI sedang bekerja keras untuk menggiring persepsi publik bahwa Ganjar-Mahfud yang berpotensi berbuat curang. Ini kan lucu,” kata dia.
Menurut Sirra, bagaimana mungkin kecurangan dilakukan kubu Ganjar-Mahfud, sebab pasangan Nomor Urut 3 itu bukan pemegang kendali kekuasaan tertinggi atau kubu yang sedang menyelenggarakan kekuasaan tertinggi.
“Apa dasarnya, kubu Ganjar-Mahfud bisa melakukan kecurangan. Kekuasaan tertinggi saja bukan ada pada kubu Ganjar-Mahfud. Kubu Ganjar-Mahfud mustahil mengendalikan atau memerintahkan aparat karena bukan pemegang garis komando,” jelas dia.
Disebutkan, apakah mungkin kubu Ganjar-Mahfud menggerakkan aparat TNI, Polri, Kejaksaan, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Penjabat Gubernur (Pj) Gubernur, Kepala Desa, Perangkat Desa, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan lain sebagainya.
“Jangan asal menggiring opini. Hasil survei LSI adalah edukasi sesat, yang sengaja dilakukan lembaga survei untuk memanipulasi masyarakat. Saya yakin, pertanyaan sengaja diarahkan untuk menuding pihak diinginkan pemesan survei. Hentikanlah cara-cara pembodohan rakyat seperti ini,” ujar Sirra.
Tidak Ada Survei Gratis
Sementara itu, Ketua Media Center RBPR Dono Prasetyo mengungkapkan bahwa tidak ada survei yang gratis. Ia meyakini ada banyak survei yang dilakukan atas pesanan pihak tertentu.
“Ngga ada yang gratis. Saya yakin ada yang pesan. Apa iya begini cara mainnya? Metodenya seperti apa? Pertanyaannya seperti apa?. Saya melihat ada penyesatan publik lewat survei LSI,” ujar Dono.
Ia mengindikasikan bahwa yang biasanya berbuat curang adalah pihak yang memegang kekuasaan dan takut kalah.
“Kami bukan pemegang kekuasaan. Rakyat juga tahu dimana kekuasaan berpihak pada Pilpres 2024. Ini survei abal-abal yang sengaja menyesatkan rakyat,” kata Dono.
Dono juga mempertanyakan integritas lembaga survei sehingga menyajikan pertanyaan yang mengarahkan pada jawaban sesuai pesanan.
“Sebenarnya publik secara umum justru paham ini pertanyaan aneh, 59.6% artinya mayoritas tidak menjawab. Namun judul publikasi di media massa sangat bombastis” pungkas Dono.
No Comments