Harga Minyak AS Melonjak Hingga 2,17% karena Permintaan Meningkat Jelang Semester II 2024

June 18, 2024

BRIEF.ID – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) melonjak hingga 2,17% pada perdagangan Senin (17/6/2024) atau Selasa (18/6/2024) dinihari WIB.

Harga minyak mentah Brent naik 1,73% menjadi US$84,05 per baren, dengan kenaikan sebesar US$1,43 dari harga sebelumnya.

Sedangkan harga West Texas Intermediate (WTI) meelonjak 2,17% menjadi US$80,15, dengan kenaikan sebesar US$1,70 dari harga sebelumnya hari ini.

Lonjakan harga minyak AS tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam sebulan terakhir. Hal itu, didukung laporan yang menunjukkan prospek permintaan minyak yang meningkat pada paruh kedua tahun ini.

OPEC+ telah berusaha keras untuk meyakinkan pasar bahwa mereka dapat memikirkan kembali rencana untuk memasok lebih banyak barel minyak ke pasar.

Seperti dilansir Reuters, Ole Hansen dari Saxo Bank memperkirakan prospek permintaan bahan bakar yang kuat akan terjadi di kuartal III 2024.

“Hal itu seiring jaminan Arab Saudi untuk menurunkan produksi minyak dan melakukan penyesuaian, seiring turunnya suku bunga di Oktober mendatang,” kata Ole Hansen.

Pada perdagangan Senin (17/6/2024), para pedagang membeli kembali minyak yang mereka jual minggu lalu setelah adanya jaminan dari OPEC+.

Sentimen lainnya yang juga mendorong kenaikan harga minyak adalah data ekonomi China yang menunjukkan lebih banyak optimisme terhadap pertumbuhan permintaan minyak di negara tersebut.

Meskipun output industri China berada di bawah ekspektasi, investasi di bidang manufaktur sepanjang tahun ini naik 9,6%.

Meski demikian, Rystad Energy memproyeksikan pertumbuhan pasokan minyak global akan melambat pada tahun 2024 dan kemungkinan terjadi pada tahun berikutnya, karena perpanjangan pemotongan sukarela OPEC+ dan perkiraan permintaan kartel.

Rystad memperkirakan pertumbuhan pasokan minyak sekitar 80.000 barel per hari untuk tahun 2024, turun dari ekspektasi sebelumnya sebesar 900.000 barel per hari, yang dibuat pada awal Juni 2024.

Untuk tahun ini, Rystad memperkirakan OPEC+ akan mengurangi 830.000 barel per hari dari pasar, sementara pada tahun 2025 kartel tersebut akan mengurangi 1,04 barel per hari dari pasar.

“Sulit untuk tetap berada dalam kondisi bearish ketika pertumbuhan pasokan global diperkirakan melambat” tahun ini, dan penurunan produksi masih mungkin terjadi pada tahun depan,” kata Wakil Presiden Rystad, Patricio Valdiviesco, seperti dikutip Reuters.

No Comments

    Leave a Reply