Harga Emas Melesat Gara-Gara Kebijakan Tarif  Trump, Pilih Jual atau Beli?

BRIEF.ID – Harga emas yang melesat gara-gara kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, membuat investor diperhadapkan pada dilema harus menjual atau membeli.

Pada perdagangan hari ini, Senin (10/2/2024), harga emas dunia di pasar spot naik menjadi US$2.86,3 per troi ons, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.869/troy ons
pada 5 Februari 2025.

Pada pekanlalu, harga emas dunia naik 2,45% secara point-to-point, atau melonjak 7,63% selama sebulan terakhir. Bahkan sepanjang tahun 2025 (year to date), emas dunia menjadi salah satu aset paling cemerlang, karena harganya melesat sebesar 9,19%.

Sejauh ini, harga emas bertahan di level tinggi karena kenaikan permintaan. Investor memburu emas di tengah kekhawatiran akan kebijakan tarif Presiden Trump, yang menyasar produk impor dari berbagai negara.

Kondisi yang menimbulkan ketidakpastian baru ini, membuat emas yang dipandang sebagai safe haven, sehingga terus mendapat permintaan investor.

Tak hanya itu, berbagai bank sentral pun melanjutkan pembelian emas, terutama dari Tiongkok, sehingga membuat tren kenaikan harga emas terus berlanjut.

“Kenaikan harga emas dunia di pekan ini, juga dipicu rilis data ketenagakerjaan terbaru AS yang menunjukkan penurunan tajam,” kata Bart Mek, Head of Global Commodity Strategy di TD Securities, seperti dikutip dari Bloomberg News, Senin (10/3/2025).

Pada akhir pekan lalu, US Bureau of Labor Statistics melaporkan kondisi ekonomi di Januari 2025 telah menciptakan 143.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) sepanjang Januari 2025, jauh di bawah prediksi 170.000 lapangan kerja.

Saat pasar tenaga kerja melemah, maka wajib bagi The Fed (Bank Sentral AS atau Federal Reserve) untuk memulihkannya. Ini bisa dilakukan dengan jalan pelonggaran moneter, yaitu penurunan suku bunga.

“Dengan demikian, menyimpan emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun,” ujar Bart Mek.

Analisis Teknikal

Bloomberg juga membuat analisis teknikal mengenai apakah emas harus dijual atau dibeli investor dengan kondisi ekonomi saat ini.

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih setia di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 74,93. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Meski demikian, investor perlu hati-hati karena RSI di atas 70 menjadi sinyal sudah jenuh beli (overbought).
Apalagi indikator Stochastic RSI sudah mencapai 90,91, di atas standar 80, sehingga sudah masuk kategori jenuh beli.

Oleh karena itu, investor patut waspada dengan risiko penurunan harga emas. Apalagi pemegang terbesar emas dunia adalah bank sentral Tiongkok yang kini menghadapi ancaman perang dagang dari AS.

Disebutkan, investor perlu mencermati pivot point harga emas dunia di US$ 2.867 per troy ons. Dari sini, target support harga emas dunia berada di kisaran US$2.858-2.822 per troy ons.

Sedangkan target resisten harga emas dunia di kisaran US$2.881 per troy ons. Jika level ini dapat ditembus, maka  berpotensi mengangkat harga emas dunia menuju US$2.891 per troy ons.

Apakah kondisi ini juga berlaku bagi pemegang emas antam atau logam mulia lainnya? Jawabannya adalah tentu saja, karena naik turunnya harga emas Antam pun dipengaruhi oleh pergerakan harga emas dunia.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Danantara Kekuatan Besar Ekonomi Indonesia

BRIEF.ID - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman...

Menteri Ara Sebut Saatnya Memiliki Rumah

BRIEF.ID - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar...

Kementerian BUMN – PKP Percepat Pembangunan 123 Ribu Unit Rumah

BRIEF.ID – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick...

Prabowo Apresiasi Peran NU Rawat Kemerdekaan Indonesia

BRIEF.ID - Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi peran besar Nahdlatul...