BRIEF.ID – Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis (29/12/2022) pagi WIB. Kejatuhan ini menghentikan reli kenaikan selama dua hari berturut-turut menyusul aksi ambil untung pasca penguatan nilai tukar dolar AS yang didukung imbal hasil lebih tinggi obligasi Pemerintah AS di tengah harapan terjadinya rebound pertumbuhan Tiongkok.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange tergelincir sebear US$ 7,30 atau 0,40% sehingga ditutup pada posisi US$ 1.815,80 per ounce, setelah dalam perdagangan sempat menyentuh level tertinggi US$ 1.822,80 per ounce dan terendah di US$ level 1.804,20 per ounce.
Sementara itu, harga emas berjangka naik US$ 18,90 atau 1,05% menjadi US$ 1.823,10, pada Selasa (27/12/2022) setelah terangkat US$ 8,90 atau 0,5% menjadi US$ 1.804,20 pada Jumat (23/12/2022), dan anjlok US$ 30,10 atau 1,65% menjadi US$ 1.795,30, pada Kamis (22/12/2022).
Sementara itu, nilai tukar dolar AS terapresiasi pada perdagangan Rabu (28/12/2022) dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, menguat 0,31% menjadi 104,4770 pada pukul 15.00 waktu setempat (20.00 GMT).
Faktor perdagangan teknis juga membebani emas, karena logam mulia memantul dari batas yang awalnya dibuat pada Juni.
National Association of Realtors melaporkan Rabu (28/12/2022) bahwa indeks penjualan rumah yang tertunda – kontrak penjualan telah ditandatangani namun belum diselesaikan, turun 4,0% menjadi 73,9 pada November, setelah turun 4,7% menjadi 77,0 yang direvisi pada Oktober.
Logam mulia lainnya, seperti perak untuk pengiriman Maret turun 37,7 sen atau 1,56%, tetap di angka US$ 23,84 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun US$ 12,5 atau 1,21% ditutup pada posisi US$ 1.020,20 per ounce. (Antara)
No Comments