BRIEF.ID – Harga emas dunia menembus level US$2.700 per ons, yang sekaligus mencetak level tertinggi dalam sebulan. Kenaikan harga emas terjadi seiring penurunan indeks dolar dan imbal hasil (yield) US Treasury.
Pada Kamis (16/1/2025), harga emas di pasar spot naik 0,6% menjadi $2.713,40 per ons, sedangkan emas berjangka yang berakhir pada bulan Februari naik 1% menjadi $2.745,72 per ons.
Kenaikan harga emas di pasar spot sedikit tertahan, seiring kabar Israel dan Hamas menandatangani gencatan senjata yang ditengahi AS. Hal ini membuat permintaan terhadap logam mulia sedikit menurun.
Pengamat menilai, kenaikan harga emas batangan terjadi di tengah spekulasi bahwa inflasi Amerika Serikat (AS) lebih rendah dan pasar tenaga kerja yang menurun, akan memungkinkan Bank Sentra AS atau Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga lebih lanjut di tahun ini.
The Fed telah menyatakan akan memangkas suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) sebanyak 2 kali pada tahun 2025, setengah dari total penurunannya pada tahun 2024.
Peluang penurunan FFR akan menjadikan emas sebagai safe haven lebih menarik. Pasalnya, suku bunga yang lebih rendah menguntungkan emas dengan mengurangi biaya peluang berinvestasi pada aset yang tidak menghasilkan.
Di sisi lain, harga logam mulia lainnya bergerak beragam pada perdagangan Kamis (16/1/2025). Platinum berjangka turun 0,5% menjadi $940,40 per ons, sementara perak berjangka naik 0,2% menjadi $31,59 per ons.
Di antara logam industri, harga tembaga sedikit lebih tinggi, menambah serangkaian kenaikan kuat dalam beberapa sesi terakhir. Harga tembaga berjangka acuan di London Metal Exchange naik 0,9% menjadi $9.246,00 per ton, sementara harga tembaga berjangka Maret naik 1% menjadi $4,4357 per pon.
Pelaku pasar cenderung menahan diri sambil menunggu data produk domestik bruto (PDB) Tiongkok untuk kuartal IV 2024, yang akan dirilis pada hari ini, Jumat (17/1/2025).