Harga Emas Catat Rekor Baru di Atas US$4.500, Sentimen Pasar Global Bergejolak Jelang Akhir Tahun

BRIEF.ID – Harga gold atau emas kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, menembus level lebih dari US$4.500 per ons, seiring minat investor yang tinggi terhadap aset safe haven dan data ekonomi global yang menjadi fokus menjelang akhir tahun.

Menurut data pasar, gold futures sempat mencapai puncak US$4.530,30 per ons, sementara harga spot gold bergerak hingga US$4.497,82 per ons pada perdagangan Selasa waktu Asia. Ini merupakan sesi ke-50 tahun ini di mana harga emas mencatat rekor baru.

Dilansir dari Investing.com, analis dari Yardeni Research memperbarui proyeksi harga emas setelah reli terbaru ini. Awalnya mereka memperkirakan harga emas akan mencapai US$4.000 per ons pada akhir 2025 dan US$5.000 pada akhir 2026. Kini, target itu dinaikkan bahkan hingga US$6.000 per ons pada akhir 2026, menggambarkan meningkatnya keyakinan investor terhadap arah pasar logam mulia.

Sentimen pasar saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, permintaan atas aset safe haven meningkat, seiring volatilitas pasar obligasi dan mata uang global serta kekhawatiran terhadap risiko ekonomi. Logam mulia seperti emas, perak, platinum, dan palladium mencatat kenaikan harga.

Stabilisasi pasar Jepang, terutama imbal hasil obligasi dan nilai tukar yen, setelah langkah kebijakan dari Bank of Japan. Pergerakan tersebut turut menjadi pertimbangan investor global dalam menilai risiko dan strategi portofolio mereka.

Data ekonomi AS yang akan dirilis menjadi fokus utama pelaku pasar menjelang libur Natal, dengan ekspektasi bahwa keputusan kebijakan moneter dan kondisi pertumbuhan akan memengaruhi nilai tukar dolar serta harga komoditas secara luas.

Selain emas, beberapa logam mulia lainnya juga menunjukkan kinerja kuat pada periode ini. Silver (perak) dan logam berharga lain mencatat kenaikan harga yang signifikan, menunjukkan dorongan permintaan yang solid terhadap aset defensif di tengah ketidakpastian pasar.

Adapun pasar ekuitas menunjukkan sinyal beragam, karena investor juga menimbang bukti stabilitas di pasar saham dan data makro yang bergerak menjelang akhir tahun.

Analis pasar menilai reli emas yang berkelanjutan mencerminkan kekhawatiran investor terhadap tekanan inflasi yang masih ada dan potensi penurunan suku bunga di masa depan, faktor yang cenderung memangkas biaya peluang memegang aset tanpa imbal hasil seperti emas.

Dengan momentum saat ini, harga emas diperkirakan tetap menjadi salah satu indikator utama sentimen risiko pasar global dalam beberapa pekan mendatang. (ano)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Ditutup Melemah, IHSG Diperkirakan Bergerak Sideways

BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan...

Indeks di Bursa Wall Street Berada di Zona Hijau

BRIEF.ID - Indeks di Wall Street berada di zona...

GPIB Siloam Jakarta Barat Siap Menggelar Ibadah Malam Natal, Hari Ini

BRIEF.ID – Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)...

Fakta Persidangan Ungkap Yoki Firnandi Tak Terlibat Pengadaan & Ekspor Minyak Mentah

BRIEF.ID - Kasus tindak pidana korupsi tata kelola minyak...