BRIEF.ID – Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) turun lagi pada perdagangan hari ini, Rabu (13/8/2025), seiring tekanan jual yang terus berlanjut.
Seperti dilansir laman Logam Mulia hari ini, harga emas Antam turun Rp7.000 menjadi Rp1.917.000 per gram. Hal serupa terjadi pada harga pembelian kembali (buyback) emas Antam yang diibanderol Rp1.763.000 per gram.
Penurunan hrga emas Antam terjadi saat harga emas dunia di pasar spot menguat 0,26% menjadi US$3.351,7 per troy ounce pada penutpan perdagangan Selasa (12/8/2025).
Hal itu, masih dipengaruhi faktor internal penyesuaian harga harian seiring aksi profit taking investor, atau menjadi strategi perdagangan Antam.
Adapun penurunan harga emas Antam telah terjadi selama 4 hari berturut-turut, sejak Sabtu (9/8/2025), ketika harga emas dunia terus menguat dan hanya terkoreksi pada perdagangan awal pekan, Senin (11/8/2025).
Kenaikan harga emas dunia dipicu aksi bargain buying atau serok di bawah karena melihat peluang keuntungan ke depan. Hal itu, dipicu rilis data terbaru US Bureau of Labor Statistics, yang melaporkan inflasi Amerika Serikat (AS) pada Juli 2025 berada di 2,7% secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Secara bulanan atau month-to-month (mtm), inflasi AS pada Juli 2025 tercatat sebesar 0,2%, atau berada di bawah realisasi Juni 2025 yang sebesar 0,3%.
Sementara inflasi inti (core) AS pada Juli 2025 adalah 3,1% yoy, lebih tinggi ketimbang Juni 2025 sebesar 2,9% (yoy), dan menjadi yang tertinggi dalam 5 bulan terakhir.
Secara bulanan, inflasi inti AS pada Juli 2025 adalah 0,3% (mtm), lebih tinggi dibandingkan 0,2% (mtm) pada Juni 2025, dan menjadi yang tertinggi dalam 6 bulan terakhir.
Meski laju inflasi inti terakselerasi, tetapi inflasi umum melambat, sehingga Bank Sentral AS atau federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan melakukan akselerasi untuk menurunkan suku bunga acuan.
Konsensus pasar menunjukkan keyakinan yang meningkat bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4-4,25% dalam rapat September 2025.
Emas sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset), menmberikan keuntungan saat suku bunga turun, sehingga pelaku pasar pun menerapkan bargain buying terhadap emas dunia. (jea)