Jakarta – Kemunculan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. disambut hangat para pemuka agama Islam, karena entitas baru ini dipercaya bisa menjadi pintu masuk bangkitnya perekonomian syariah di Indonesia.
Tanggapan salah satunya disampaikan Ketua MUI pusat KH Miftachul Akhyar. Dia menyebut konsolidasi bank syariah milik negara merupakan wujud persatuan dalam pengembangan ekonomi syariah nasional. Miftachul juga menilai pembentukan Bank Syariah Indonesia merupakan wujud kemuliaan dalam ekonomi syariah nasional.
“Ini menyatu dalam persaingan positif untuk memberikan manfaat sekaligus ikut membangun negeri. Ada pepatah arab yang berbunyi persatuan itu ibarat satu lidi menjadi satu yang dapat menjadi kekuatan prima ketika menyatu. kalau sendiri-sendiri itu adalah perpecahan dan kelemahan,” kata Miftachul.
Pandangan lain dikemukakan Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini. Menurutnya, Bank Syariah Indonesia membawa angin segar untuk menumbuhkan ekonomi ke-umat-an di Indonesia.
Helmy berpesan agar ke depannya Bank Syariah Indonesia bisa menjadi tempat bagi pelaku UMKM untuk mendapat pembiayaan yang terjangkau, dan program-program serta produk keuangan syariah lainnya.
“Dengan merger ini masalah-masalah unemployment yang sekarang bertambah, dan orang yang dirumahkan, harus ada formula dari bank syariah untuk model pemberdayaan bagi mereka. Apakah itu bisa melalui kredit lunak, suku bunga rendah, dan lain-lain. Meski tidak dikatakan sebagai bank Islam, tetapi pada kenyataannya bahwa umat Islam di Indonesia masih memerlukan afirmasi. Maka sebagai bank syariah di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia kami harap (BSI) bisa menjadi suatu percontohan bagi seluruh dunia,” ujar Helmy.
Terpisah, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar menilai kehadiran Bank Syariah Indonesia akan mampu menjawab tantangan ekonomi indonesia ke depan. “Ini akan mampu menjawab tantangan besar pengembangan ekonomi nasional Indonesia,” ujar Nasaruddin.
Bank Syariah Indonesia telah resmi beroperasi pada 1 Februari 2021 sebagai bank hasil penggabungan dari tiga bank Syariah milik BUMN, yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRIsyariahTbk. Bank Syariah Indonesia berstatus sebagai perusahaan terbuka yang tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode BRIS.
Pasca merger, Bank Syariah Indonesia menjadi bank syariah terbesar di Indonesia. Sampai akhir tahun lalu, nilai aset ketiga bank yang bergabung menjadi Bank Syariah Indonesia mencapai Rp240 triliun, modal inti lebih dari Rp22,60 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp210 triliun, serta total pembiayaan Rp157 triliun. Selain itu laba terkonsolidasi Bank Syariah Indonesia per Desember 2020 mencapai Rp2,19 triliun. Dengan kinerja finansial tersebut, Bank Syariah Indonesia masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.
No Comments