BRIEF.ID – Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis (22/8/2024) membuka secara resmi peringatan Bulan Germasa Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Tahun 2024 di Gedung Wajracyena Mako Sat Brimob Polda Kalsel.
Peringatan Bulan Germasa yang digelar pada 22 – 25 Agustus 2024, diikuti para peserta yang merupakan utusan jemaat dan Musyawarah Pelayanan (Mupel) GPIB yang tersebar di 26 provinsi. Hadir pula, Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin, Penjabat Sekretaris Kota (Sekot) Banjarbaru Nurliani Dardie, Ketua FKUB Banjarbaru Muslih Ambheri, dan Ketua Pendeta John Asihua MTh.
“Kami sangat mengapresiasi kesediaan Bapak Gubernur Kalimantan Selatan untuk membuka peringatan Bulan Germasa Tahun 2024,” kata Ketua II Fungsionaris Majelis Sinode (FMS) GPIB Pendeta Manuel Raintung di Banjarbaru, Rabu (21/8/2024) malam.
Pendeta Manuel mengatakan, peringatan Bulan Germasa diadakan sesuai ketetapan bersama pada Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB Tahun 2023 di Medan, Sumatera Utara. Kegiatan tahunan ini, lanjutnya, bertujuan untuk menghadirkan GPIB secara nyata baik di internal maupun eksternal.
“Kami sungguh berharap melalui peringatan Bulan Germasa, jemaat-jemaat GPIB mempunyai perspektif dan aksi untuk menjadi gereja yang
berorientasi pada dunia, seperti kata John Calvin sebagai panggung pementasan kemuliaan Allah!,” kata Pendeta Manuel.
Posisi Signifikan Germasa
Hal senada juga diungkapkan Ketua Departemen Germasa GPIB, Irjen Polisi (Purn) Alex Mandalika.
Alex mengatakan, Gereja, Masyarakat, dan Agama-agama (Germasa) sebagai bagian dari pelayanan dan kesaksian GPIB semakin signifikan posisinya seiring ditetapkannya Bulan Germasa GPIB, yang diperingati setiap bulan Agustus.
“Setelah ditetapkan pada Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB Tahun 2023 di Medan, Sumatera Utara, penyelenggaraan Konferensi Sinodal Germasa 2023 di Singkawang, Kalimantan Barat, memperkokoh
keseriusan dan komitmen GPIB mewujudkan dirinya menjadi gereja publik, yaitu gereja yang memberi perhatian dan ikut mengambil bagian dalam wacana dan realitas masyarakat dan dunia,” kata dia.
Menurut Alex, dalam percakapan ekumenis global dan nasional, seperti digaungkan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), setidaknya ada sejumlah krisis di dunia yang hendak direspons oleh gereja-gereja,
antara lain Krisis Keesaan, Krisis Kebangsaan, dan Krisis Lingkungan Hidup serta tantangan transformasi digital.
Disebutkan, dalam rangka mengambil bagian untuk menghadirkan GPIB secara nyata baik internal, maupun eksternal, Departemen Germasa GPIB memiliki empat subbidang, yaitu Oikoumene Gereja, Lintas Iman, Sosial Kemasyarakatan, dan Lingkungan Hidup.
“Pokok-pokok Kebijakan Umum Panggilan dan Pengutusan Gereja (PKUPPG) 2006-2026, khususnya Jangka Pendek IV (2022-2026) memberikan perhatian khusus pada kegiatan Departemen Germasa.
Artinya, GPIB terus berupaya agar jemaat-jemaat GPIB memiliki perspektif dan aksi nyata untuk menjadi gereja yang berorientasi pada dunia,” kata Alex.
No Comments