BRIEF.ID – Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) Amerika Serikat (AS) akan merilis data perekrutan dan pengangguran bulan September 2025, pada Kamis (20/11/2025), terlambat selama satu setengah bulan, menandai berakhirnya kekeringan data akibat government shutdown (penutupan pemerintah) federal selama 43 hari.
Dikutip dari APNews.com, ketiadaan data statistik membuat Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed), pelaku bisnis, pembuat kebijakan, dan investor tidak mengetahui data inflasi, penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan produk domestic bruto (PDB), dan data lain yang mengukur kesehatan ekonomi AS sejak akhir musim panas.
Thomas Simons dan Michael Bacolas dari Jefferies, sebuah perusahaan keuangan, menulis dalam sebuah komentar pada Jumat (14/11/2025) bahwa lebih dari 30 laporan dari Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja dan Biro Analisis Ekonomi dan Biro Sensus Departemen Perdagangan tertunda akibat kebuntuan politik.
Departemen Tenaga Kerja tidak merilis laporan mingguan tentang jumlah warga Amerika yang mendaftar tunjangan pengangguran selama tujuh minggu berturut-turut. Laporan klaim pengangguran tersebut dipandang sebagai indikator awal yang potensial untuk mengetahui arah pasar tenaga kerja.
Departemen Tenaga Kerja memang merilis indeks harga konsumen untuk bulan September — ukuran inflasi paling populer — terlambat sembilan hari pada 24 Oktober. Pemerintah membuat pengecualian untuk laporan tersebut karena urgensinya: Laporan tersebut digunakan untuk menghitung penyesuaian biaya hidup tahunan bagi puluhan juta warga Amerika yang menerima Jaminan Sosial dan tunjangan federal lainnya.
Penghentian statistik ekonomi federal terjadi di saat yang tidak tepat. Kebijakan Presiden AS Donald Trump terkait pajak impor yang besar dan terus berubah serta deportasi besar-besaran terhadap orang-orang yang bekerja di AS secara ilegal telah menciptakan ketidakpastian tentang prospek ekonomi. (nov)


