Emas Geser Posisi Euro, Tempati Peringkat ke-2 Aset Cadangan Terpenting Dunia

BRIEF.ID – Emas batangan menggeser posisi mata uang eropa atau Euro dan menempati peringkat ke-2 aset cadangan terpenting dunia yang diminati Bank Sentral di berbagai negara.

Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB), dalam laporan resmi, pada Rabu (11/6/2025), menyatakan emas menempati posisi ke-2 set cadangan terpenting dunia karena lonjakan harga dan rekor pembelian oleh Bank Sentral dunia sejak tahun lalu.

Dalam laporan tersebut, ECB menyebut emas batangan menyumbang 20% dari aset cadangan global tahun lalu, melampaui Euro yang selama ini berada di posisi kedua setelah dolar AS. Euro hanya menyumbang 16% dari aset cadangan global tahun lalu, sedangkan dolar AS sebesar 46%.

“Bank sentral terus mengakumulasi emas pada kecepatan yang memecahkan rekor selama tiga tahun berturut-turut memperoleh lebih dari 1.000 ton emas pada tahun 2024. Jumlah tersevut merupakan seperlima dari total produksi emas global per tahun, dan dua kali lipat dari jumlah produksi tahunan selama dekade 2010-an,” demikian laporan ECB.

Disebutkan, pembelian masif membuat stok emas yang dimiliki bank sentral di seluruh dunia mendekati rekor tertinggi pada era Bretton Woods pascaperang. Hingga tahun 1971, nilai tukar global ditetapkan terhadap dolar, yang selanjutnya dapat dikonversi menjadi emas dengan nilai tukar tetap.

ECB mencatat, cadangan emas bank sentral, yang mencapai puncaknya pada 38.000 ton pada pertengahan 1960-an, naik lagi hingga mencapai 36.000 ton pada tahun 2024. Berdasarkan data World Gold Council, pembeli besar tahun lalu termasuk India, Tiongkok, Turki, dan Polandia.

“Bank sentral di seluruh dunia sekarang memegang stok emas hampir sebanyak yang mereka miliki pada tahun 1965,” bunyi laporan ECB.

Disebutkan, kenaikan harga emas sebesar 30% tahun lalu merupakan salah satu faktor di balik lonjakan pangsa cadangan devisa global. Sejak awal tahun, harga emas telah melonjak lagi sebsar 27%, mencapai rekor tertinggi US$3.500 per troy ounce.

“Stok ini, bersama dengan harga yang tinggi, menjadikan emas sebagai aset cadangan global terbesar kedua pada harga pasar pada tahun 2024, setelah dolar AS,” kata ECB.

Meskipun emas tidak memberikan bunga dan mahal untuk disimpan, emas dipandang oleh investor global sebagai aset paling aman (safe haven) yang sangat likuid, dan tidak terekspos risiko rekanan maupun sanksi.

Dalam beberapa tahun terakhir, bank sentral juga telah mencoba melakukan diversifikasi dari dolar di tengah kekhawatiran tentang ketidakstabilan geopolitik dan tingkat utang AS.

Tren De-Dolarisasi

ECB menyampaikan, tren de-dolarisasi meningkat pesat, terutama di antara negara-negara berkembang, setelah invasi Rusia ke Ukraina, ketika AS menargetkan akses Rusia ke pasar keuangan.

Permintaan emas untuk cadangan moneter melonjak tajam setelah invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 dan tetap tinggi. Pembelian emas tampaknya dilihat sebagai lindung nilai terhadap sanksi seperti pembekuan aset keuangan.

“Terjadi 10 peningkatan tahunan terbesar porsi emas dalam cadangan devisa sejak 1999, negara-negara yang terkena sanksi seperti Tiongkok dan Rusia, dan yang secara geopolitik dekat dengan kedua negara tersebut lebih banyak menyimpan emas daripada yang lain selama tiga tahun terakhir,” ungkap ECB.

Hasil survei terhadap 57 bank sentral yang menyimpan emas tahun lalu juga mengungkapkan bahwa kekhawatiran tenerkena sanksitang sanksi, perubahan yang diharapkan dalam sistem moneter global, dan keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar menjadi pendorong di pasar negara berkembang dan negara-negara berkembang.

Selain itu, sementara emas secara historis menjadi lebih murah ketika imbal hasil riil aset lain naik, korelasi jangka panjang ini telah rusak sejak awal 2022, dengan investor tertarik pada emas sebagai lindung nilai terhadap risiko politik lebih dari sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

ECB mencatat bahwa pasokan emas dalam beberapa dekade terakhir meningkat selama masa harga tinggi. “Jika sejarah menjadi panduan, peningkatan lebih lanjut dalam permintaan resmi untuk cadangan emas juga dapat mendukung pertumbuhan lebih lanjut dalam pasokan emas global,” demikian laporan ECB.
(Financial Today/jea)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

IHSG Diprediksi Melemah

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan...

Prabowo – Presiden Trump Lakukan Pembicaraan Telepon

BRIEF.ID - Presiden Prabowo Subianto melakukan pembicaraan melalui telepon...

Kebutuhan Anggaran Investasi Pembangunan Infrastruktur US$ 644 Miliar

BRIEF.ID - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa...

Pesawat Air India Tujuan London Jatuh, PM Modi: Sungguh Menyayat Hati Tak Terlukiskan

BRIEF.ID - Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengaku...