BRIEF.ID – Dunia kini memasuki era teknologi kuantum yang efeknya jauh melebihi digital disruption. Hal ini menjadi tantangan Indonesia ke depan, karena masih berproses dengan transformasi digital.
Pernyataan itu, disampaikan Prof. Renald Kasali, saat memberikan sambutan membuka diskusi Refleksi Akhir Tahun, di Rumah Perubahan, Selasa (2/12/2025).
Menurut dia, teknologi saat ini tak hanya sebatas Artificial Inteligence (AI) atau kecerdasan buatan, tapi kini memasuki era teknologi kuantum, yang menjadi tonggak baru dalam dunia komputasi dan komunikasi.
Teknologi kuantum disebut memiliki kelebihan memproses informasi super cepat, memecahkan beberapa jenis masalah sekaligus, dan menyimpan data secara lebih aman, bahkan digadang-gadang sulit diretas.
Dengan kecanggihan tersebut, Rhenald menilai, perubahan akibat teknologi kuantum (quantum disruption) akan lebih dasyat melebihi digital disruption termasuk AI.
“Teknologi kuantum akan membuka banyak rahasia kehidupan, bahkan password juga bisa dibaca dengan cepat lewat kuantum, jadi ini akan membawa banyak perubahan. Saya sebut dunia sedang menghadapi kuantum disruption, bukan lagi digital disruption, dan ini menjadi tantangan kita semua ke depan,” ujar Rhenald.
Dia menuturkan, jika digital disruption membuat beberapa pekerjaan punah, bahkan membuat Sumber Daya Manusia digantikan oleh teknologi digital, kemudian robot AI, maka quantum disruption bahkan bisa berdampak pada para ilmuan.
“Karena ilmuan banyak yang sangat memegang metodologi sementara kecepatan kuantum jauh melebihi metodologi. Ibarat ilmuan baru mulai pakai sepatu, kuantum sudah berkeliling 1/3 bumi. Jadi ini tantangan besar,” ungkap Rhenald.
Efek dari quantum disruption, juga bisa berimbas ke berbagai aspek, baik politik, ekonomi, sosial, bahkan berpotensi memicu konflik sama seperti yang telah ditimbulkan teknologi digital dan AI.
Meski demikian, Rhenald meyakini manusia tetap memiliki kendali untuk mengatasi efek dari teknologi digital, AI, hingga kuantum. Pasalnya, teknologi semakin pintar karena menyerap informasi yang diberikan manusia.
“Makanya tetap sangat penting kemampuan manusia untuk melakukan validasi dan pengecekan. Kemampuan teknologi digital, AI, dan kuantum itu adalah dapat menyerap data, jadi kita memiliki power untuk mengendalikan itu lewat validasi dan pengecekan,” tutur Rhenald.
Dia menambahkan, mesin teknologi yang bisa membaca data secara cepat dan akurat semakin penting saat ini. Setiap negara dan rang yang memiliki power terkait itu akan menguasai dunia dan memenangkan pertarungan di berbagai bidang.
“Siapa yang bisa menguasai teknologi akan menguasai dunia, menguasai Indonesia tapi kita bisa menghadapinya dengan validasi dan pengecekan. Kalau ini tidak bisa dilakukan, bisa menjadi ancaman bagi demokrasi, ekonomi, sosial, dan semua aspek kehidupan Bangsa Indonesia,” ujar Rhenald. (jea)


