BRIEF.ID – Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Amerika Serikat (AS), Rosan Perkasa Roeslani bangga atas keberhasilan salah seorang mahasiswa tunarungu asal Indonesia, Phieter Angdika menyelesaikan Program Studi S2, Pendidikan Bahasa Isyarat (Master of Sign Language Education/MASLED) pada Universitas Gallaudet di Washington DC, Amerika Serikat.
Universitas Gallaudet adalah satu-satunya perguruan tinggi swasta terkemuka di dunia yang fokus mengedukasi mahasiswa tunarungu dan tunawicara. Kampus ini telah berdiri sejak tahun 1864.
“Saya sangat senang, bahagia, dan terharu atas pencapaian Piether. Prestasinya membanggakan. Piether menjadi orang Indonesia pertama yang menyelesaikan program S2 di Universitas Gallaudet,” kata Dubes Rosan melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (15/5/2023).
Dubes Rosan berkomitmen untuk membantu Phietear melanjutkan pendidikannya di jenjang Strata 3 Bidang Linguistik di Universitas Gallaudet, pada Musim Gugur tahun ini. Phieter adalah salah satu dari dua mahasiswa penerima beasiswa World Deaf Leadership (WDL) tahun 2021, yang disponsori Nippon Foundation (Jepang) bekerja sama dengan Universitas Gallaudet. Untuk mendapatkan beasiswa, Phieter harus bersaing dengan 425 peserta lainnya dari seluruh dunia.
“Setelah menyelesaikan pendidikannya, saya berharap Phieter dapat membantu mengembangkan keahliannya untuk para penyandang disabilitastuna rungu di Indonesia,” kata Dubes Rosan.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Perkasa Roeslani (kiri) dan Ibu Ayu Rosan (kanan) berfoto bersama Phieter Angdika usai wisuda Program Studi S2, Pendidikan Bahasa Isyarat (Master of Sign Language Education/MASLED) Universitas Gallaudet di Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (12/5/2023).
Ia berharap Indonesia akan memiliki perguruan tinggi khusus untuk penyandang disabilitas seperti Gallaudet University. Disebutkan bahwa saat ini terdapat sekitar 22,5 juta orang penyandang disabilitas di Indonesia.
“Para penyandang disabilitas harus memiliki akses pendidikan yang seluas-luasnya agar lebih percaya diri dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia,” jelas Dubes Rosan.
Sementara itu, Phiether yang kini tercatat sebagai peneliti di Laboratorium Riset Bahasa Isyarat (LRBI) FIB Universitas Indonesia (UI), mengungkapkan kegembiraannya memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Gallaudet.
“Senang sekali bisa berkuliah di Universitas Gallaudet. Banyak hal yang saya dapatkan, salah satunya tentang layanan Video Relay Service (VRS), yang memberikan layanan penterjemah bahasa isyarat melelui telepon” kata Phieter yang juga Ketua Muslim Asosiasi Mahasiswa Muslim Universitas Gallaudet.
No Comments