BRIEF.ID – PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI menjadikan kedisiplinan pengelolaan likuiditas sebagai fondasi utama menjaga efisiensi biaya dana dan memastikan struktur pendanaan yang optimal.
Hal itu diungkapkan Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu di acara Press Conference Kinerja Keuangan BRI Triwulan II 2025 di Kantor Pusat BRI Jakarta. Menurutnya, dengan demikian tercipta perbaikan struktur pendanaan yang berdampak positif pada kondisi likuiditas BRI yang terjaga.
“Cost of Fund (CoF) tercatat membaik menjadi 3,6% pada akhir triwulan II/2025. Di sisi lain, efisiensi pendanaan juga terlihat dari tingkat Cost of Deposit (CoD) yang berhasil dijaga di level 3,0%. Sementara itu, indikator likuiditas jangka pendek dan panjang BRI tetap kuat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) yang terjaga di 150,5% serta Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar 125,6%,” jelas Viviana.
Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI pun berada di level yang memadai sebesar 84,97%. Hal ini memberikan ruang likuiditas yang memadai bagi BRI untuk terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan.
“Dari sisi permodalan, BRI memiliki Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,01%, salah satu yang tertinggi di antara perbankan nasional dan jauh di atas ketentuan minimum regulator. Dengan kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat tersebut perseroan masih memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh lebih baik di masa mendatang,” kata Viviana optimistis.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Manajemen Risiko BRI Mucharom mengungkapkan aspek kualitas asset Perseroan. Dia mengatakan bahwa hingga akhir triwulan II/2025, rasio NPL (Non Performing Loan) BRI tercatat membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi 3,04%.
Perbaikan tersebut dicapai seiring dengan upaya pertumbuhan yang selektif, serta optimalisasi penagihan dan recovery. BRI juga tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage sebesar 188,84%.
“Rasio ini mencerminkan tingkat kewaspadaan dan kehati-hatian (prudential) yang tinggi dalam mengantisipasi potensi risiko ke depan. Dengan coverage ratio yang sangat memadai, BRI tidak hanya mampu menjaga stabilitas neraca secara berkelanjutan, namun juga memberikan keyakinan kepada investor, regulator, dan seluruh stakeholders bahwa perseroan memiliki fundamental yang kuat dalam menghadapi dinamika ekonomi dan tantangan pasar,” tutupnya. (lsw)