BRIEF.ID – PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI secara konsisten melakukan transformasi di berbagai lini, sebagai strategi utama menjaga kinerja positif berkelanjutan di masa depan.
Direktur Utama BRI Hery Gunardi merinci upaya transformasi tersebut saat paparan kinerja perseroan, di acara Press Conference Kinerja Keuangan BRI Triwulan II 2025 di Kantor Pusat BRI Jakarta pada Kamis (31/7).
“Seperti diketahui bahwa Bank Rakyat Indonesia di bawah kepemimpinan di direksi yang baru, kami terus melakukan transformasi. Kami namakan BRIVolution Reignite, ini adalah tema transformasi BRI sebagai strategi untuk terus tumbuh berkelanjutan di masa depan,” ujar Hery menegaskan.
Transformasi yang pertama, kata Hery, di bidang pendanaan atau funding. Menurut Hery saat ini BRI memiliki cost of fund (CoF) dan cost of credit (CoC) yang lumayan tinggi. Untuk itu, transformasi di bisnis funding BRI akan melakukan perbaikan struktur pendanaan.
Menurutnya BRI sangat concern untuk memperbaiki struktur tersebut agar dana murah atau CASA terjaga sehat. Upaya menjaga kualitas CASA dilakukan melalui segmentasi layanan produk-produk dana, penyegaran produk, akselerasi peningkatan giro, penguatan digital channel, serta penguatan branding untuk memperkuat posisi di pasar retail dan juga wholesale.
“Tentunya di transformasi bisnis funding ini banyak hal yang sudah kami lakukan. Antara lain adalah mendorong productivity dari channel BRI atau infrastruktur untuk retail transaction banking dan juga wholesale transaction banking,” ujarnya.
Hery pun merinci, di segmen retail misalnya, BRI memperkuat dominasi di bisnis merchant, EDC, kemudian QRIS. Secara sistematis dan gradual BRI juga memperbaiki performa dari super app BRImo. Tidak hanya dari fiturnya, tapi juga UI-UX, sehingga nasabah semakin mudah dalam melakukan online-onboarding.
“Dan BRImo ini juga terus kita perbaiki tampilannya. Dan QLola juga sama, teknologi stack diperbaiki sehingga memiliki teknologi yang lebih baik, lebih robust, bisa digunakan dengan mudah oleh para nasabah,” lanjutnya.
Transformasi berikutnya adalah perbaikan core business dan pengembangan new growth engine. Hery menjelaskan, core business BRI adalah segmen mikro, kecil dan menengah dan SME. Setelah pandemi, bisnis mikro terdampak. Di sisi lain, recovery bisnis tersebut belum terlalu optimal. Oleh karena itu, kata dia, perseroan terus melakukan perbaikan dan meninjau ulang model bisnis mikro. Perseroan pun melakukan penyempurnaan dari sisi bisnis prosesnya.
“Tidak hanya itu, kita melihat semua end-to-end bisnis proses ini. Termasuk peningkatan kapabilitas mantri, kemudian kita juga melihat bahwa cara kita untuk mengelola bisnis ini di lapangan, keterlibatan dari kepala unit, kepala cabang, dan selanjutnya sampai ke regional, terus kita perkuat,” tuturnya.
Hery melanjutkan, terkait transformasi proses bisnis juga menyangkut penempatan risk serta operation yang ada di cabang dan di wilayah. Diharapkan hal-hal tersebut memperkuat bisnis mikro ke depan. Di samping itu, BRI juga mulai memperluas layanan gadai atau bullion melalui anak usaha Pegadaian.
Transformasi Culture
Transformasi pun tidak hanya dalam hal bisnis. BRI terus melanjutkan transformasi culture/budaya kerja. Transformasi ini diwujudkan melalui peluncuran BRILian Way yang dilaksanakan pada 14 Juli 2025 lalu. Tujuannya, menginternalisasi budaya kerja unggul dan berorientasi kinerja atau performance based driven behavior di lingkungan BRI dan BRI Group.
Ada lima hal utama BRILian Way, kata Hery, dan hal tersebut menjadi new values BRI. “Pertama adalah integrity, kemudian kedua adalah collaborative, tiga accountability, keempat growth mindset, yang kelima adalah customer focus yang ditetapkan sebagai panduan nilai dan perilaku yang harus dimiliki oleh seluruh insan BRILian dalam bekerja dan menjalankan perannya ataupun kesehariannya,” ujarnya menekankan.
Melalui arah baru transformasi ini, BRI optimistis dapat menjadi one of The Most Profitable Bank in Southeast Asia pada 2030. Hal tersebut ditempuh perseroan untuk menghadapi dinamika bisnis dan menjaga keberlanjutan pertumbuhan.
“Dengan kata lain, transformasi BRI tidak hanya menjawab kebutuhan nasabah masa kini. Tapi juga memperkuat ketahanan dan profitabilitas BRI di masa yang akan datang,” tutupnya. (lsw)