Data Medis Kate Middleton Diduga Bocor, 3 Staf RS dalam Penyelidikan

BRIEF.ID – Sebanyak 3 staf rumah sakit (RS) ekslusif, The London Clinic, dikabarkan tengah menghadapi penyelidikan terkait pelanggaran keamanan data medis Kate Middleton.

Seperti diketahui, The London Clinic menjadi tempat rehabilitasi Kate Middleton selama 13 hari setelah menjalani operasi di bagian perutnya, pada Januari 2024.

The London Clinic dikenal sebagai rumah sakit ekslusif yang merawat tamu VIP, termasuk keluarga Kerajaan Inggris.

Selain Kate Middleton, Raja Charles juga dirawat di rumah sakit yang sama pada Januari 2024, karena kanker prostat.

Namun keamanan data pada The London Clinic menjadi sorotan publik seiring kabar bahwa data medis Kate Middleton yang bergelar Princess of Wales itu, diduga bocor.

Terkait kabar tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes) Inggris, Maria Caulfield telah meminta petugas untuk melakukan penyelidikan, terutama kepada staf yang dapat mengakses data medis Kate Middleton.

Penyelidikan pun dilakukan sejak Maret 2023, dan 3 staf The London Clinic telah menghadapi tindakan disipliner. Meski demikian, mereka belum dirujuk ke polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.

Kepala Eksekutif The London Clinic, Al Russell, menyampaikan bahwa setiap stafnya yang mencoba mengakses informasi pasien, termasuk data medis Princess of Wales akan menghadapi “langkah disipliner”.

“Tidak ada tempat di rumah sakit kami bagi mereka yang dengan sengaja melanggar kepercayaan pasien atau kolega kami,” kata Al Russell, seperti dikutip Mail, Senin (3/6/2024).

Menurut dia, The London Clinic dipercaya menjadi RS ekslusif selama ini karena menerapkan kebijakan luar biasa yang melindungi keamanan data pasien dan kolega.

“Kami sangat bangga dengan perawatan dan kebijaksanaan luar biasa yang ingin kami berikan kepada semua pasien yang menaruh kepercayaan mereka kepada kami setiap hari,” ungkap Al Russell.

Meski demikian, netizen berspekulasi bahwa data medis Kate Middleton sangat mungkin bocor, karena pelanggaran keamanan data pasien sangat umum terjadi.

Meski demikian, pembuktiannya sangat sulit karena tidak dapat dipastikan kapan kebocoran data telah terjadi. Itu sebabnya, kasus tersebut belum diproses kepolisian.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

PM Jepang Pertimbangkan Kebijakan Tarif AS

BRIEF.ID - Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba menyatakan...

Harga BRIS Berpotensi Naik 18,15% Ditopang Kinerja Solid

BRIEF.ID - Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk...

Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia

BRIEF.ID - Advokat Hotma Sitompul meninggal dunia, pada Rabu...

PBB Sebut Separuh Penduduk Sudan Berisiko Kelaparan Ekstrem  

BRIEF.ID - Presiden Majelis Umum PBB Philemon Yang pada...