BRIEF.ID – Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Pandu Sjahrir mengungkapkan ketertarikan Danantara berinvestasi di pasar saham Indonesia. Saat ini, Danantara masih menunggu peningkatan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pasar saham Indonesia, yang kini masih berkisar US$ 1 miliar. Padahal untuk masuk ke pasar saham RNTH setidaknya antara US$ 5 hingga US$ 8 miliar per hari.
“Kita ingin di public market equity. Tapi equity perlu likuiditas yang lebih banyak. RNTH kita hanya US$ 1 miliar per hari, itu harus ditingkatkan, harus bisa US$ 5 atau US$ 8 miliar per hari,” kata Pandu di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Pandu mengatakan, fokus Danantara adalah memperdalam pasar saham Indonesia. Sebab saat ini, Danantara masih mengalokasikan investasi di Surat Berharga Negara (SBN) yang market-nya lebih likuid.
“Kebetulan kita hanya ada waktu dua bulan ya, salah satunya memang yang paling cepat, kita harus cari market yang paling likuid. Ya, salah satunya memang di pasar bond, bond market,” jelas Pandu.
Sebelumnya, Pandu mengatakan pasar saham Indonesia berpotensi mencapai RNTH sebesar US$ 8 miliar per hari, dari saat ini yang baru sekitar US$ 1 miliar per hari. Potensi RNTH belum tergarap maksimal meskipun Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara dan tingkat perekonomian yang terus tumbuh.
Ia mengatakan India memiliki nilai transaksi harian US$ 12-15 miliar per hari dan Hong Kong nilai transaksinya US$ 30-50 miliar per hari.
Menurut dia, salah satu faktor utama yang menghambat pertumbuhan pasar modal domestik adalah terbatasnya kedalaman pasar dan minat investor publik.
“Masalah utama bagi venture capital dan investasi jangka panjang adalah kurangnya pasar publik yang kuat,” kata Pandu. (Ant/nov)