BRIEF.ID – Indeks di bursa Wall Street, New York, Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (17/12/2025).
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,47% ke level 47.885,97, S&P melemah 1,16% menjadi 6.721,43, Nasdaq Composite anjlok 1,81% ke level 22.693,32, dan indeks Russell 2000 berada di level 2.492,29 setelah anjlok 1,07%
Laporan Phintraco Sekuritas yang dirilis Kamis (18/12/2025) menyebutkan, berlanjutnya koreksi indeks karena investor terus melakukan rotasi dari saham-saham utama di bidang kecerdasan buatan, dipicu oleh laporan bahwa investor utama Oracle menarik diri dari salah satu proyek pusat datanya.
Saham Oracle telah menjadi contoh utama kekhawatiran terkait pembangunan pusat data AI, karena investor khawatir tentang jumlah modal yang dibutuhkan untuk proyek-proyek tersebut, pengembalian modal akhirnya, dan sifat siklus dari kesepakatan tersebut.
Gubernur Bank Sentral AS, The Fed Christopher Waller mengatakan bahwa bank sentral AS masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga di tengah kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja tel,ah melambat.
Beberapa indikator lain juga mengindikasikan perlambatan ekonomi AS. Indeks PMI menunjukkan pertumbuhan di sektor manufaktur dan jasa lebih rendah dari yang diperkirakan pada Desember 2025.
Sementara itu, investor menantikan data inflasi CPI AS bulan November 2025, yang akan dirilis pada Kamis (18/12/2025).
Dari Eropa, investor akan menantikan keputusan moneter Bank of England dan European Central Bank, Kamis (18/12/2025). Diperkirakan BoE akan menurunkan suku bunga menjadi 3,75% dari 4% dan ECB diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan di 2,15%.
Harga US 10-year Bond Yield cenderung stabil di level 4,155%. Harga emas spot menguat 0,7% ke level US$ 4.332 per troy ons, pada Rabu (17/12/2025).
Harga emas menguat karena harapan akan penurunan suku bunga oleh the Fed kembali muncul setelah tanda-tanda pasar tenaga kerja yang lemah serta karena meningkatnya ketegangan AS-Venezuela meningkatkan permintaan aset safe-haven. (nov)


